Washington (ANTARA) - Gedung Putih menilai kelompok pejuang Hamas Palestina masih memiliki kekuatan signifikan di Jalur Gaza, bahkan setelah perang selama tiga bulan melawan Israel.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki perkiraan jumlah pejuang Hamas yang masih berada di medan perang, tetapi mengatakan dia muak untuk membeberkan itu.
“Hamas masih memiliki postur kekuatan yang signifikan di Gaza,” kata dia, Rabu (3/1).
Lebih lanjut Kirby menjelaskan dirinya tidak yakin serangan militer Israel saja akan mampu memberantas ideologi Hamas di Gaza.
"Dan tidak mungkin Anda akan menyingkirkan setiap pejuang Hamas," tutur dia.
“Jadi dalam hal ini Anda masih harus menerima kenyataan bahwa mungkin masih ada beberapa anggota Hamas bahkan ketika operasi militer Anda selesai. Artinya, apa yang mereka bisa lakukan adalah memberantas ancaman yang ditimbulkan Hamas terhadap rakyat Israel. Dan Anda bisa melakukannya dengan mengejar kepemimpinan, Anda bisa melakukannya dengan mengejar infrastruktur mereka, Anda bisa melakukannya dengan mengejar sumber daya mereka," ujar Kirby.
Israel memulai perangnya di Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas perbatasan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel yang meluas di wilayah berpenduduk padat itu telah menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa mengungsi di tengah kekurangan kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, air dan obat-obatan.
Sekitar 70 persen rumah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel.
Dalam hampir tiga bulan yang telah berlalu, lebih dari 22.100 warga Palestina telah terbunuh, sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 57.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara dari pihak Israel, sekitar 1.200 diyakini tewas akibat serangan Hamas.
Sementara itu, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNFIL) menyuarakan keprihatinan mendalam atas kemungkinan peningkatan permusuhan setelah pembunuhan wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, di Ibu Kota Beirut pada Selasa malam (2/1).
"Eskalasi ini dapat menyebabkan banyak kehancuran bagi orang-orang di kedua sisi Garis Biru," kata Wakil Juru Bicara UNFIL Kandice Ardiel kepada kantor berita resmi Lebanon NNA, Rabu.
Garis Biru adalah tembok beton yang didirikan oleh PBB pada 2000 dengan tujuan untuk mengonfirmasi penarikan pasukan Israel dari selatan Lebanon.
“Kami terus mendesak semua pihak untuk berhenti melakukan penembakan, dan kami juga mengimbau kepada semua pihak yang berpengaruh untuk mendorong tindakan menahan diri,” ujar dia.
Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Beirut selatan, menurut media Hamas dan Lebanon. Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab.
Sumber: Anadolu
Baca juga:
103 tewas orang di Iran saat peringati wafatnya Jenderal Soleimani
Bantuan yang masuk Gaza hanya penuhi 10 persen kebutuhan
Menteri Keuangan Israel serukan 'migrasi sukarela' warga Palestina di Gaza
106 jurnalis Gaza tewas dalam 84 hari
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gedung Putih: Hamas miliki kekuatan signifikan di Gaza
Berita Terkait
Kejagung tahan mantan Dirjen KA Prasetyo Buditjahjono
Senin, 4 November 2024 6:35 Wib
Hamas sebut usulan gencatan senjata hanya tipu daya dan tak akhiri perang
Minggu, 3 November 2024 10:17 Wib
Pasokan medis PBB yang baru dikirim untuk rumah sakit di Gaza dibom Israel
Jumat, 1 November 2024 8:47 Wib
Konflik Palestina-Israel, Arab Saudi gelar rapat pertama Aliansi Global dorong solusi dua negara
Kamis, 31 Oktober 2024 9:00 Wib
Situs warisan dunia UNESCO di Lebanon dapat ancaman serangan Israel
Rabu, 30 Oktober 2024 20:18 Wib
Prabowo panggil para menteri ke Istana bahas kebijakan subsidi
Rabu, 30 Oktober 2024 14:30 Wib
Dalam tiga pekan, pasukan Israel bunuh lebih dari 1.000 warga Palestina
Senin, 28 Oktober 2024 8:59 Wib
Ada keterlibatan AS dalam serangan rudal Israel ke pangkalan militer Iran
Minggu, 27 Oktober 2024 18:12 Wib
Komentar