Jakarta (ANTARA) - Sejumlah aktivis lingkungan kecewa karena topik sampah dan polusi yang krusial dalam isu lingkungan justru luput dari perdebatan para calon wakil presiden yang berlangsung tadi malam.
Aktivitas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Tiza Mafira mengatakan topik sampah dan polusi sudah lama menjadi masalah darurat di Indonesia sehingga layak masyarakat mengetahui kebijakan masing-masing cawapres soal penanganan sampah.
"Isu sampah hanya dijadikan serangan personal dan disebut sambil lalu, tanpa membahas kebijakannya," kata Tiza saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Tiza berharap bahwa calon pemimpin negara serius dalam membuat kebijakan pelarangan lima jenis plastik sekali pakai yang memang sudah diatur oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kelima plastik sekali pakai yang dilarang tersebut adalah kantong plastik, saset, sedotan, styrofoam dan alat makan plastik, serta menggantikannya dengan sistem reuse.
Dalam perdebatan tadi malam, calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming menyentil calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tentang komitmen lingkungan.
Gibran mempertanyakan komitmen Muhaimin karena menggunakan botol minum plastik saat mengikuti debat bertopik lingkungan tersebut.
Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Muhammad Aminullah mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini masih terjebak dalam paradigma pengelolaan sampah kumpul-angkut-buang yang menyebabkan beberapa tempat pemrosesan akhir atau TPA mengalami kelebihan muatan.
Menurut Aminullah, kondisi diperparah dengan sistem pengelolaan sampah berbasis open dumping yang masih menggunakan hampir di seluruh TPA yang berlokasi di Pulau Jawa.
Baca juga:
Pemkab Natuna fokus pemulihan ekonomi di Musrenbang 2024
Disnaker Kepri gelar pelatihan kerja tahap pertama 2024
Natuna bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam menyalurkan BLT
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aktivis kecewa isu sampah luput jadi topik perdebatan calon wapres
Komentar