BKKBN alokasikan Rp25,9 miliar untuk percepatan penurunan stunting di Kepri

id Kepri,batam ,bkkbn ,dak ,stunting

BKKBN alokasikan Rp25,9 miliar untuk percepatan penurunan stunting di Kepri

Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto saat menyerahkan DAK KB secara simbolis kepada perwakilan kabupaten/kota di Kepri (ANTARA/Jessica)

Batam (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepulauan Riau mengalokasikan anggaran sebesar Rp25,9 miliar lebih dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) untuk percepatan penurunan stunting di provinsi tersebut.

Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Rohina di Batam, Jumat, mengatakan secara total, DAK fisik dan BOKB yang dialokasi pada tahun ini mengalami penurunan dikarenakan adanya kegiatan-kegiatan pemerintah, salah satunya pelaksanaan Pemilu 2024.

"Dana benar-benar diseleksi. Kami berharap dana operasional bisa ditingkatkan kembali dari tahun sekarang ke tahun yang akan datang," ujar Rohina.

Berdasarkan pagu sub bidang keluarga berencana (KB) tahun anggaran 2024, Kabupaten Bintan mendapatkan alokasi DAK sebesar Rp2,7 miliar, Kota Batam sebesar Rp8 miliar, Kabupaten Karimun Rp4,4 miliar, Kabupaten Natuna Rp3 miliar, Kabupaten Lingga Rp2,9 miliar, Kota Tanjungpinang Rp2,5 miliar, dan Kabupaten Anambas Rp2,2 miliar.

Dengan begitu ia mendorong agar setiap kabupaten/kota di Kepri dapat memanfaatkan anggaran yang ada secara maksimal, dengan melakukan berbagai upaya penurunan angka stunting.

"Pada 2023 Alhamdulillah lebih baik dibandingkan tahun kemarin yang hanya 51,2 persen. Dan tahun ini (2023) kita 71,1 persen (penyerapan anggaran). Lebih banyak penyerapannya di BOKB, khususnya di Bintan sampai 94 persen. OPD Kabupaten Kota untuk tidak tersisa lagi dan memaksimalkan realisasi ke depan," kata dia.

Sementara itu Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto menyampaikan penyerahan DAK tersebut juga akselerasi untuk program Bangga Kencana dan penurunan angka stunting yang ada di daerah.

"Tentunya kami berharap anggaran ini bisa terserap dengan baik makanya diserahkan lebih awal," kata Tavip.

Ia menyebutkan jika dilihat secara nasional, penyerapan DAK tahun 2023 masuk dalam kategori terbaik, yaitu mencapai angka 80 persen.

"Dibandingkan 2019 sampai 2023. Sekarang sudah di atas 80 persen. DAK ada 2 jenis, ada fisik dan nonfisik. Keduanya ini bisa mengimbangi," kata dia.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE