BKKBN memperkuat penurunan stunting dengan intervansi serentak

Batam (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI memperkuat upaya percepatan penurunan stunting melalui intervensi serentak pencegahan stunting.

Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto di Batam, Senin, mengatakan berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 memperlihatkan adanya penurunan hanya 0,1 persen jika dibandingkan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022.

Dengan hal tersebut, di tahun 2024 kiranya perlu penggarapan pada sasaran prioritas secara tepat.



"Selama ini ada dua sumber data, yang satu berbasis survei, dan satunya lagi berbasis pencatatan. Basis data pencatatan selama ini masih belum berjalan secara luas. Maka dari itu, sesuai arahan Pak Wapres (Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin), kami mendorong daerah melakukan pencatatan ulang dengan beberapa catatan," kata Tavip.

Terkait hal tersebut, masing-masing daerah telah diberi waktu untuk melakukan pengukuran ulang, dengan catatan cakupan sasaran yang datang ke posyandu mencapai 100 persen.

Selain itu, pemerintah daerah juga harus memastikan alat dan petugas yang melakukan pengukuran sudah terstandarisasi.



"Para petugas di posyandu juga diharapkan bisa menarik lebih banyak warga untuk melakukan pengukuran dan menambah intensitas pengukuran," ujar dia.

Tavip berharap setelah pelaksanaan temu regional konsolidasi intervensi serentak pencegahan stunting, para pemangku kepentingan memahami dalam implementasi intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024, disepakatinya implementasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Kemudian tersusunnya langkah-langkah konkrit dan rencana tindakan implementasi intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024 di lapangan.