Tanjungpinang (ANTARA Kepri) - Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji menyelenggarakan Gerakan Bantu Buku pada 9 April-15 September 2012 untuk menghimpun buku sumbangan guna disalurkan kepada pelajar SD-SLTA berbagai daerah terpencil.
"Kami menerima sumbangan buku apa saja dari warga masyarakat maupun instansi, tetapi sebaiknya untuk konsumsi pelajar SD sampai SLTA berupa buku pelajaran, pengetahuan umum, bahkan novel atau bacaan sastra lainnya," kata Ardiansah, koordinator Gerakan Bantu Buku (GBB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji (FKIP UMRAH), di Tanjungpinang, Jumat.
Sekitar 20 orang mahasiswa terlibat dalam relawan GBB, kegiatan yang difokuskan membantu pengembangan mutu sumber daya manusia tingkat pelajar SD-SLTA daerah-daerah terpencil di Kepulauan Riau.
Menurut dia, tempat pengumpulan buku, di antaranya Kantor Penghubung Kabupaten Lingga di Jalan Citra Tanjungpinang dan Kios 4-5 di Anjung Cahaya Tanjungpinang. Relawan GBB juga melakukan jemput bola bagi warga yang ingin menyumbangkan buku.
Relawan bersedia juga mengambil buku dari rumah-rumah warga, sekolah atau dinas yang ingin menyumbang buku.
"Mungkin karena bukunya banyak atau sulit kendaraan, dapat kami bantu ambil di alamat," tambah Ardiansah.
Hal senada dikatakan Pembina GBB, Endy Febri.
Gerakan ini, kata dia, merupakan gerakan terbuka dan siapa saja dapat terlibat di dalamnya.
GBB semata-mata membantu pelajar yang kurang mampu dalam mendapatkan buku pelajaran sekolah dan bahan bacaan lain yang sesuai dengan tingkatan usianya.
"GBB ini adalah gerakan yang tidak terkotak-kotak. Kami tidak membawa organisasi manapun dalam gerakan ini. Murni tim relawan saja bentuknya, karena itu siapa saja bisa terlibat di dalamnya," ucap Endy yang juga dosen FKIP UMRAH.
Ia mengemukakan, GBB berangkat dari keprihatinan mahasiswa terhadap kondisi pelajar di pulau-pulau yang jauh dari perkotaan. Mahasiswa bertekad meningkatkan ilmu pengetahuan pelajar SD-SLTA tersebut, karena ilmu bukan hanya milik orang kota dan orang berduit.
"Niat awal membentuk gerakan ini dari keprihatinan kami terhadap pelajar di pelosok. Toko buku tidak ada, jika pun ada buku dari sekolah, sifatnya hanya bacaan wajib saja sehingga tidak dapat memaksimalkan pengetahuan atau wawasan umum mereka," ujarnya.
(KR-NP/A013)
Berita Terkait
Keberangkatan 1.324 calon haji Kepri dibagi dalam tiga kloter
Sabtu, 20 April 2024 16:18 Wib
KKP beri dukungan pada 376 UPI UMKM di 12 provinsi Indonesia, termasuk Kepri
Sabtu, 20 April 2024 15:46 Wib
KONI Kepri : Atlet lolos PON 2024 ikut pelatda mulai Mei
Sabtu, 20 April 2024 13:08 Wib
Kepri dapat rekor MURI untuk Kebaya Labuh dan kue Tepung Gomak
Sabtu, 20 April 2024 7:04 Wib
Pj Wali Kota Tanjungpinang terancam penjara 8 tahun
Sabtu, 20 April 2024 6:17 Wib
Pelajar di Sukabumi meninggal saat uji kesamaptaan paskibra
Sabtu, 20 April 2024 5:59 Wib
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
Pj Wali Kota Tanjungpinang jadi tersangka kasus dugaan pemalsuan surat tanah
Jumat, 19 April 2024 16:43 Wib
Komentar