PKBIB Tinjau Kembali Pengusungan terhadap Frankim-Yusrizal

id PKBIB,ppib,tanjungpinang,pilkada,wali,kota, Tinjau, Kembali, Pengusungan,hendry, Frankim,Yusrizal,rudy,chua,husnizar,hood

Tanjungpinang (ANTARA Kepri) - Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru yang lahir dari Partai Perjuangan Indonesia Baru pada 12 Juli 2012 meninjau kembali pengusungan terhadap Hendry Frankim-Yusrizal sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang.

"Belum dapat dipastikan apakah Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) mengusung Frankim-Yusrizal atau tidak. Kebijakan itu tergantung pada hasil rapat di internal pengurus PKBIB Tanjungpinang," kata Rudy Chua yang ditunjuk sebagai Ketua PKBIB Tanjungpinang, Jumat.

PKBIB saat masih bernama PPIB, berkoalisi dengan Partai Karya Peduli Bangsa dan Partai Demokrasi Pembaruan (PKPB dan PDP) mengusung Frankim-Yusrizal. PPIB saat itu dipimpin Michael, yang mengundurkan diri tepat pada saat nama PPIB berubah menjadi PKBIB.

Polemik di internal PPIB pun muncul, karena Rudy yang menjabat sebagai anggota DPRD Kepri yang diusung partai itu diisukan akan diganti jika tetap mencalonkan diri sebagai wakil wali kota yang berpasangan dengan Husnizar Hood.

Dua orang anggota DPRD Tanjungpinang dari PPIB yang mendukung pencalonan Rudy meski melalui Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa, juga diancam akan diganti jika tidak melaksanakan kebijakan partai pada saat itu.

"Pengurus PKBIB Tanjungpinang mendukung saya, tetapi secara organisatoris kami menghargai keputusan pengurus PPIB yang lama," katanya.

Rudy tidak hanya merasa dijegal, melainkan juga terancam, karena jika tetap bertahan mencalonkan diri sebagai wakil wali kota akan dipecat sebagai anggota DPRD Kepri. Terakhir Rudy merasa dirugikan dengan adanya spanduk yang memuat gambar anggota legislatif Tanjungpinang dan Kepri dari PPIB serta pengurus PPIB pusat, mendukung Frankim-Yusrizal.   

Tetapi roda politik di tubuh PPIB Tanjungpinang berubah setelah berubah nama menjadi PKBIB. Rudy merasa itu di luar kekuasaannya.

Meski demikian ia berjanji tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk balas dendam atau menekan orang lain. Hal itu bertujuan untuk memberi pendidikan politik bagi orang yang telah menganiayanya.

"Saya merasa teraniaya sejak Maret 2012. Pencalonan saya diganggu dan saya dizalimi. Tetapi saya tidak akan menggunakan kekuasaan untuk menjatuhkan atau menekan orang lain," ujarnya. (KR-NP/A013)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE