Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memastikan kelancaran distribusi kebutuhan pokok yang memiliki permintaan tinggi dari masyarakat untuk menjaga stabilitas angka inflasi di kota itu.
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin pada Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Batam Tahun 2025 menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga tingkat inflasi.
"Seperti yang tadi sudah dipaparkan bahwa inflasi Kota Batam stabil yakni berapa pada angka 2,53 persen. Pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait harus berusaha menjaga agar tetap stabil agar daya beli masyarakat meningkat," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Batam, Senin.
Menurutnya, dengan memastikan kelancaran distribusi, terutama untuk kebutuhan pokok yang permintaannya tinggi seperti pada umumnya cabai, bawang dan santan.
Selanjutnya, pemerintah akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait jika terjadi fluktuasi harga.
"Kita juga harus mengedukasi masyarakat tentang perkembangan inflasi. Masyarakat juga harus mengetahui langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah sehingga mereka memahami kondisi pasar. Ini perlu agar masyarakat dapat menerapkan pola konsumsi yang bijak," ujarnya.
Langkah lainnya yang harus dilakukan adalah secara rutin melakukan inspeksi harga kebutuhan pokok baik di pasar maupun di distributor dan untuk melakukan kerjasama daerah, mengingat Batam bukan daerah pertanian dan melaksanakan gerakan menanam.
"Pemkot Batam sudah melaksanakan operasi pasar murah, menjelang Ramadhan dan hari besar keagamaan. Pemkot Batam bekerja sama dengan asosiasi distributor Kota Batam, dengan tujuan untuk menekan harga pasar," kata dia.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepri Rony Widijarto P. mengemukakan bahwa pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 0,11 (month-to-month), atau meningkat dibandingkan bulan Februari 2025 yang mencatat inflasi 0,03 (mtm).
Sehingga capaian inflasi secara tahunan tercatat sebesar 2,53 persen (year-on-year), melandai dibandingkan bulan sebelumnya 2,88 persen (yoy).
“Inflasi yang terjadi di Batam disebabkan adanya kenaikan harga komoditas seperti emas perhiasan, daging ayam ras, udang basah, baju muslim Wanita dan pisang. Selain itu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batam tumbuh solid dan tertinggi di Provinsi Kepri,” paparnya.
Sementara itu perkembangan TP2DD Kota Batam dari indeks ETPD Kota Batam menurutnya terus mengalami peningkatan sejak tahun 2022.
Kata Rony, saat ini baik belanja maupun pendapatan (pajak dan retribusi yang dipungut) telah difasilitasi seluruhnya melalui kanal konvensional, non-digital dan digital.
“Akseptasi QRIS tumbuh positif dengan menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Hal in tergambar dari volume, transaksi, jumlah user dan jumlah merchant yang terus tumbuh. Begitu juga penggunaan QRIS Cross Border menunjukkan tren yang sama,” katanya menjelaskan.
Komentar