Batam (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Kepulauan Riau (Kepri) melibatkan penyandang disabilitas dalam pelayanan publik program Eazy 1000 Passport yang digelar di Grand Batam Mall pada 17-18 Mei 2025.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam Hajar Aswad mengatakan bahwa pelibatan penyandang disabilitas merupakan langkah untuk mendorong kesetaraan di ruang kerja publik.
“Kami coba mengikutsertakan teman-teman disabilitas, dalam artian kami karyakan. Kami ingin beri pandangan kepada masyarakat bahwa mereka ini setara dengan kita, nggak ada perbedaan. Mereka bisa kerja kok, dan itu yang ingin kami tunjukkan,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Ahad.
Sebanyak tujuh penyandang disabilitas dilibatkan dalam kegiatan tersebut dan bekerja selama dua hari.
Mereka bertugas di bagian pelayanan pelanggan, antrean, fotokopi, hingga membantu pemindaian barcode. Sebelum diterjunkan, para peserta terlebih dahulu diberi pelatihan dua hari agar dapat menyesuaikan dengan tugas masing-masing.
Peserta yang terlibat diambil dari komunitas penyandang disabilitas di Batam. Mereka terdiri dari tuna wicara, penyandang disabilitas fisik, dan lainnya.
Pelayanan Eazy Passport merupakan layanan pembuatan paspor untuk 1000 pendaftar pertama yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat pada hari libur.
Salah satu penyandang disabilitas Rey Raditya mengaku senang bisa dilibatkan kembali dalam pelayanan imigrasi tersebut.
“Sebelumnya saya pernah diajak juga saat pelayanan di Pollux. Sekarang kami dari komunitas disabilitas kembali diundang, dan ini membuktikan bahwa kami juga bisa bekerja. Kami sangat senang,” kata dia.
Ia berharap agar pemerintah lebih banyak membuka kesempatan kerja bagi kelompok disabilitas karena menurutnya, peluang seperti ini membuktikan bahwa disabilitas bukan hambatan untuk berkarya.
“Kami juga bisa kerja, bisa mandiri. Harapannya ke depan ada kebijakan khusus untuk membuka lebih banyak lapangan kerja bagi disabilitas,” tambah Rey.
Selama dua hari bekerja, para penyandang disabilitas juga diberikan honor sesuai keterlibatan mereka.
Imigrasi Kepri berharap langkah ini menjadi awal dari kebijakan inklusif yang lebih luas ke depannya, khususnya dalam pelayanan publik.
Komentar