Tanjungpinang (Antara Kepri) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau mencatat hingga Februari 2016 jumlah pengangguran dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kepri meningkat 18,84 persen dibanding tahun lalu.
"Jumlah tamatan SMK yang belum mendapat pekerjaan pada Februari 2016 paling banyak dibandingkan alumnus SMA sebesar 11,65 persen," kata Kepala BPS Kepri Dumangar Hutauruk di Tanjungpinang, Senin.
Sedangkan pengangguran terendah terdapat pada tingkat perguruan tinggi yaitu sebesar 2,36 persen.
Jika dibandingkan keadaan Februari 2015, secara umum, pengangguran pada semua tingkat pendidikan mengalami penurunan kecuali SD ke bawah dan sekolah menengah kejuruan.
Dumangar menjelaskan pada Februari 2016, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD atau tidak tamat SD masih tetap mendominasi sebanyak 240.350 orang atau 28,94 persen.
Sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan diploma sebanyak 25.149 orang atau 3,03 persen dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas sebanyak 92.937 orang atau 11,19 persen.
Terkait angkatan Kerja, Dumangar mengatakan jumlahnya bertambah sebanyak 17.461 orang dibanding keadaan Februari 2015. Penduduk yang bekerja pada Februari 2016 bertambah sebanyak 16.011 orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2015).
Sementara jumlah pengangguran pada Februari 2016 mengalami peningkatan sebanyak 1.450 orang jika dibanding keadaan Februari 2015. Dalam setahun terakhir, tingkat partisipasi angkatan kerja juga mengalami penurunan, Februari 2015 sebesar 66,16 sedangkan TPAK pada Februari 2016 sebesar 65,58," katanya.
Selama setahun terakhir (Februari 2015-Februari 2016), jumlah penduduk yang bekerja mengalami penurunan pada beberapa sektor, terutama di sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan sebanyak 17.583 orang atau 38,26 persen.
Sementara di sektor Industri sebanyak 16.502 orang atau 8,63 persen, serta sektor pertanian sebanyak 12.228 orang atau 10,32 persen.
Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yang mengalami kenaikan jumlah penduduk bekerja sebanyak 27.799 orang atau 17,25 persen, serta sektor jasa kemasyarakatan yaitu sebesar 18.670 orang 12,08 persen.
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2016, sebanyak 688.337 orang (82,89 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 23.829 orang (2,87 persen)," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar