358 ribu pemudik menggunakan transportasi laut Batam

id arus mudik,arus balik,lebaran,pelabuhan batam

358 ribu pemudik menggunakan transportasi laut Batam

Kabid Komersil Kanpel Batam Djohan Effendy. (Antaranews Kepri/Messa Haris)

Kita bekerja sama dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam dan stakeholder lainnya untuk memantau sepanjang arus mudik dan balik lebaran
Batam (Antaranews Kepri) - Kantor Pelabuhan Laut (Kanpel) Badan Pengusahaan (BP) Batam mencatat sebanyak 358.529 pemudik menggunakan transportasi laut melalui sejumlah pelabuhan domestik di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

"Akumulasi penumpang dari H-15 sampai H+6, jumlah yang berangkat 199.124 penumpang dan yang tiba di Batam 159.409 penumpang," kata Kepala Bidang (Kabid) Komersil Kanpel BP Batam, Djohan Effendy, di Batam, Senin.

Djohan mengatakan pemudik rata-rata menuju pulau di sekitar Kota Batam, seperti Karimun, Tanjungpinang, Meranti dan beberapa daerah lainnya.

"Sepanjang arus mudik dan balik lebaran semua berjalan lancar, tidak ada laporan masalah yang serius di lapangan, baik di pintu keberangkatan maupun kedatangan," papar Djohan.

Menurur Djohan di Kota Batam ada beberapa pelabuhan yang melayani pelayaran domestik yakni pelabuhan Telagapunggur, Sekupang, Pelni Batuampar, Harbourbay, dan Ro-Ro Telagapunggur.

"Kita bekerja sama dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam dan stakeholder lainnya untuk memantau sepanjang arus mudik dan balik lebaran," ujar Djohan.

Djohan mengatakan dari data, jumlah penumpang yang meninggalkan Batam lebih banyak dibandingkan yang datang.

Namun hal itu, lanjut Djohan, tidak bisa disimpulkan banyak masyarakat yang tidak kembali lagi ke Batam.

"Bisa saja kan pulangnya menggunakan pesawat," katanya.

Djohan menyatakan untuk meningkatkan pelayanan dalam memberikan kenyamanan di pelabuhan domestik, saat ini pihaknya telah menerapkan sistem Boarding Management Pass (BMS).

Sistem ini diberlakukan sejak Maret lalu sebagai tata kelola penumpang di pelabuhan bisa menjadi lebih tertib.

Sistem BMS, lanjut Djohan, sebagai kontrol manifest untuk mencegah terjadi kelebiham muatan di dalam kapal.

"Apa yang terjadi di Danau Toba karena kelebihan muatan dan itu jangan sampai hal itu terjadi di Batam," kata Djohan.

Keberadaan manifest, lanjut Djohan, merupakan instrumen penting dalam menjamin keselamatan pelayaran.

Dengan menggunakan sistem BMS, kata Djohan, data penumpang akan terangkum dalam sistem online pelabuhan.

"Manifest diperoleh ketika penumpang membeli tiket di konter kapal ferry dari Batam menuju daerah lainnya dan di dalam tiket tersebut sudah tercantum boarding pass penumpang," ujar Djohan.

Dengan begitu kapal tidak akan kelebihan muatan. Saat itu, lanjut Djohan penumpang tidak diperbolehkan untuk membeli tiket saat sudaj berada di dalam kapal.

"Penumpang yang tak tercantum dalam manifest akan ditolak naik kapal," pungkas Djohan.(Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE