Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tanjungpinang Raden Nurcahyo Nugroho mengatakan ekspor babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau, ke Singapura mencapai 1.000 ekor per hari.
"Ekspor masih rutin setiap hari, kecuali Kamis," kata Kepala BKP Kelas II Tanjungpinang Raden Nurcahyo Nugroho, Sabtu.
Raden menyebut ekspor babi tetap berjalan lancar meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19.
Bahkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Kepri tidak berdampak terhadap kegiatan ekspor tersebut.
"Kami terus monitor ekspor babi ke Singapura, sejauh ini memang tak ada hambatan," ujarnya.
Menurutnya ternak babi di Pulau Bulan jadi salah satu objek yang harus dilindungi keamanan dan kesehatannya, terutama dari virus flu babi Afrika atau ASF.
Virus itu berpotensi dibawa oleh daging babi selundupan atau ilegal. Jika virus ASF sampai masuk ke sana, maka seluruh ternak babi terancam bisa mati semua.
Dia mencontohkan di Medan, pernah ratusan ribu ekor babi mati dan dibuang ke dalam sungai akibat terpapar virus ASF.
"Bisa luluh lantak, Itu sumber devisa negara," ucapnya.
Untuk mencegah masuknya virus ASF itu, pihaknya rutin patroli dan melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk pelabuhan dengan memeriksa barang bawaan penumpang. "Sampai sekarang belum terdeteksi," ucap Raden.
Berita Terkait
Produk busana Indonesia tembus pasar Singapura
Kamis, 18 April 2024 9:12 Wib
Israel mengadu ke AS soal pembatasan ekspor oleh Turki
Rabu, 10 April 2024 7:24 Wib
Menkumham sebut perjanjian ekstradisi RI-Singapura bersifat progresif
Jumat, 29 Maret 2024 14:04 Wib
MTI Kepri minta Kemenhub sikapi kenaikan tarif kapal ferry Batam-Singapura
Kamis, 28 Maret 2024 15:26 Wib
Istana sebut perjanjian ekstradisi RI-Singapura perkuat penegakan hukum
Sabtu, 23 Maret 2024 12:14 Wib
Basarnas Natuna dan CAAS Singapura gelar excercise table top
Kamis, 21 Maret 2024 13:57 Wib
Dubes Singapura terkesan dengan pembangunan infrastruktur Batam
Senin, 18 Maret 2024 15:45 Wib
KKP umumkan lokasi hasil sedimentasi laut yang bisa dimanfaatkan, termasuk Natuna
Sabtu, 16 Maret 2024 6:05 Wib
Komentar