Tanjungpinang (ANTARA) - Warga Desa Batu Limau Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melestarikan tradisi merebus ketupat menggunakan tungku batu dan kayu bakar dalam menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Rebus ketupat untuk kenduri malam menyambut Lebaran, tapi ada juga yang gelar kenduri usai Shalat Id," kata seorang warga Batu Limau Azizah, Ahad (1/5).
Kebanyakan warga Batu Limau merebus ketupat ke dalam panci menggunakan cara tradisional, yaitu dengan kayu bakar dan tungku batu sebagai alat pembakaran, mulai subuh hingga sore pada sehari sebelum Lebaran. Ini menambah suasana semarak menyambut Idul Fitri.
Ketupat memang menjadi makanan tradisional masyarakat Melayu Kepri, terutama dalam menyambut momen Lebaran. Ketupat berbahan dasar beras dan dibungkus menggunakan anyaman daun kelapa atau menggunakan bungkusan plastik sehingga lebih mudah dan praktis.
Tidak semua warga Batu Limau menggelar kenduri hari raya, namun sebagian besar pasti merebus ketupat di rumah masing-masing untuk disantap pada Lebaran hari pertama.
Warga yang berlebihan ketupat biasanya saling memberi ke rumah tetangga yang memang kebetulan tidak membuat/merebus ketupat.
"Ketupat menjadi menu wajib saat pagi hari raya," kata warga lainnya, Halijah.
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyebut hidangan ketupat hari raya sudah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu.
Ansar saat kecil mengaku sangat menyukai makanan ketupat dipadu dengan kuah rendang ayam atau ikan.
"Saya sampai sekarang, wajib ada ketupat di meja makan saat pagi hari raya," kata dia.
Lanjut Ansar menyampaikan tahun ini warga sangat antusias menyambut Lebaran di kampung halaman masing-masing, setelah dua tahun tak bisa berkumpul akibat pandemi COVID-19.
Kebijakan pemerintah memperbolehkan warganya mudik, kata Ansar, menambah riak kemeriahan perayaan Idul Fitri tahun ini. Dari hasil pantauan pemerintah, pelabuhan dan bandara di Kepri dipadati pemudik sejak H-5 Lebaran.
"Pesan saya, tetap jaga keselamatan dan protokol kesehatan karena masih dalam situasi pandemi COVID-19," ucap Ansar.
Komentar