Tanjungpinang (ANTARA) - Tim Satuan Tugas (Satgas) Halal Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melakukan pendampingan sertifikasi produk halal sagu di Kabupaten Lingga.
Koordinator Pendampingan sekaligus Sekretaris Satgas Halal Kepri Titik Hindon mengatakan tim turun langsung ke lapangan guna menyisir aktivitas para pelaku usaha pengolahan sagu di daerah berjuluk Bunda Tanah Melayu tersebut.
"Pendampingan di lapangan ini merupakan tindak lanjut dari sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya," kata Hindon di Lingga, Senin.
Ia menyebut tim menjangkau sekitar 150 pelaku usaha sagu yang tersebar di berbagai desa di Kabupaten Lingga, antara lain di Desa Daik Sepincan, Merawang, Musai, Panggak Laut, Nerekeh, Keton, Kerandin, Senempek, Bukit Harapan, Pekaka, Kudung, Sungai Pinang dan Teluk.
Sedangkan Desa Duara, Rantau Panjang dan Resun Pesisir akan dijadwalkan akhir bulan Oktober 2024.
“Kita percepat proses sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM di sini guna memastikan produk-produk olahan lokal, seperti sagu dapat bersaing di pasar global,” ujar Titik.
Ia turut menyampaikan beberapa tantangan terbesar dalam pendampingan sertifikasi halal produk sagu tersebut, salah satunya menjangkau pelaku usaha yang lokasinya sulit diakses. Apalagi geografis Lingga yang terdiri banyak pulau-pulau kecil.
Selain membutuhkan tenaga ekstra, lanjut dia, waktu tempuh yang lama juga menjadi kendala bagi tim menelusuri pelaku usaha sagu di Lingga.
“Meskipun medan yang dilalui cukup menantang, baik dari segi jarak maupun kondisi jalan, namun pelaksanaan pendampingan berjalan lancar,” sebut Titik.
Baca juga: Satgas sosialisasikan kriteria pelaku UMKM dapat sertifikat halal gratis
Titik menambahkan program pendampingan ini sejalan dengan kampanye Wajib Halal Oktober (WHO) 2024 dan mendukung program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia.
Secara terpisah, Budayawan Kepri Rida K Liamsi menyampaikan produk sagu Lingga merupakan yang terbaik di dunia.
Berbeda dengan sagu asal Selat Panjang, Meranti dan Papua yang berwarna kecoklatan, namun khusus Lingga berwarna putih bersih.
"Produk sagu melimpah di Lingga. Makanya, banyak kuliner di sini menggunakan bahan sagu, seperti gubal," ujar Rida.
Dia turut menambahkan sejarah awal sagu di Lingga bermula pada masa Kesultanan Badrul Alamsyah II pada 1.857 hingga 1.883.
Sultan pada masa itu kemudian mengembangkan pabrik sagu merek Gunung Daek dan dikemas menjadi produk unggulan bernilai tinggi bahkan diekspor ke luar daerah sampai luar negeri.
Baca juga: Satgas Halal Kepri catat sebanyak 13 ribu UMKM sudah tersertifikasi halal
Komentar