Batam (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau mengantisipasi dampak musim hujan pada akhir tahun dengan merutinkan patroli ke wilayah-wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
“Selain siaga 24 jam, BPBD Karimun rutinkan patroli, terutama di daerah rawan, seperti yang berada di pesisir pantai,” kata Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan, Kedaruratan, dan Logistik BPBD Karimun Hendra dihubungi di Batam, Kamis.
Dia menyebut bencana yang kerap terjadi di wilayah Kabupaten Karimun adalah bencana hidrometeorologi, seperti banjir disebabkan intensitas hujan tinggi ditambah kenaikan air laut dan angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang atau atap rumah warga terdampak.
“Pada saat fenomena supermoon 16-17 November kami juga berpatroli di wilayah pesisir. memastikan ketinggian air tidak sampai merendam pemukiman warga,” katanya.
Dia menjelaskan akhir tahun wilayah Karimun memasuki musim hujan. Tetapi, hujan yang turun di wilayah tersebut tidak merata, sering terjadi hujan lokal.
Hingga November ini, kata dia, beberapa kali terjadi cuaca ekstrem di Kabupaten Karimun tetapi belum berdampak signifikan bagi warga.
Meski demikian, BPBD Kabupaten Karimun tetap bersiaga untuk menangani bencana bila sewaktu-waktu terjadi.
BPBD Kabupaten Karimun juga mengoptimalkan penyampaian informasi cuaca dari BMKG. Informasi tersebut diteruskan ke grup-grup perbincangan kecamatan dan kelurahan. Apabila ada informasi terkait dengan kondisi cuaca buruk akan diteruskan ke masyarakat.
“Jadi kami berpatokan pada informasi cuaca BMKG disebarkan di grup percakapan daring tingkat kecamatan, sampai ke kelurahan. Satu hari bisa beberapa kali informasi cuaca dikeluarkan,” ujarnya.
BPBD Kabupaten Karimun juga melakukan upaya mitigasi bencana dengan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menangani bila terjadi bencana.
“Kemarin kami sosialisasi di enam lokasi, kami sampaikan persiapan-persiapan apa saja untuk menghadapi bencana, kemudian disimulasikan kalau terjadi bencana seperti ada, dan praktiknya bagaimana, termasuk cara untuk berkumpul di meeting point kala terjadi bencana,” ujarnya.
Sosialisasi ini dilaksanakan di Desa Pongkar, Desa Pangkeh dan Kelurahan Harjosari.
“Kami juga selalu mengingatkan dan mengimbau masyarakat untuk memantau informasi cuaca dari BMKG, karena kalau sudah tau informasi sudah tau apa yang harus dilakukan,” kata Hendra.
Baca juga: BPBD Natuna ajak warga kenali pertanda longsor
Komentar