Natuna (ANTARA) - Dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dibangun di wilayah perbatasan, yakni di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Natuna Wan Sazali dikonfirmasi dari Natuna, Selasa, mengatakan jumlah dapur yang dibangun sebanyak satu unit.
"Sudah mulai dibangun satu unit dapur di Batu Hitam," ucap dia.
Dapur dibangun oleh mitra Badan Gizi Nasional (BGN) dan Pemerintah Kabupaten bertugas mengumpulkan dan mengirimkan lokasi yang dinilai cocok untuk dibangun satuan pelayanan (dapur umum) dan jumlah siswa yang menjadi sasaran program MBG untuk tahap pertama.
Ia menyebutkan bahwa ada dua satuan pelayanan yang diajukan, yakni di Desa Sepempang dengan sasaran 1.610 siswa dan Desa Batu Gajah dengan sasaran 2.470 siswa.
"Kita telah mengirimkan data siswa dan lokasi dapur yang diminta oleh BGN, melalui Provinsi," ujar dia.
dihubungi secara terpisah Ketua Yayasan Sinergi Inklusi Akses Pangan Natuna Dedi Yanto mengatakan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk mengajukan diri sebagai mitra Badan Gizi Nasional (BGN) pada program MBG.
Pihaknya tengah membangun satu unit dapur di Kecamatan Bunguran Timur, tepatnya di Kelurahan Batu Hitam.
"Kami sebagai mitra BGN untuk Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna," ucap dia.
Luas dapur yang dibangun, yakni 400 meter persegi, di pusat Ibu Kota Kabupaten Natuna, dengan daya produksi maksimal 4.000 paket makanan, sesuai dengan kriteria yang diminta BGN.
Menurut dia, selesai pembangunan pihaknya akan mengirimkan data kepada BGN sebagai bahan pertimbangan.
di Natuna, program MBG diperkirakan dilaksanakan pada pertengahan 2025, apabila BGN menyetujui kerja sama yang diajukan oleh yayasan Sinergi Inklusi Akses Pangan.
Sebab, kata pria yang akrab disapa Atet ini, proses pembangunan diperkirakan selesai pada pekan terakhir April 2025.
Setiap mitra yang mau bekerja sama wajib memiliki sarana dan prasarana untuk menjalankan program ini dan akan ditinjau kelayakannya oleh BGN.
Kerja sama akan disetujui apabila sarana dan prasarana memenuhi standar kesehatan dan gizi, yang telah ditentukan BGN.
"Kapasitas produksi makanan mencapai 3.000 siswa meliputi jenjang Sekolah Dasar (SD) , Sekolah Menegah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdekat," ujar dia.
Menurut dia, dalam pelaksanaan nanti, pihaknya melibatkan warga sekitar untuk membantu memasak dan keperluan lainnya. Langkah ini bertujuan untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Jumlah relawan dapur yang dilibatkan diperkirakan sekitar 40-50 orang," ucap dia.
Komentar