Batam (ANTARA) - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean menegaskan, komitmen pihaknya dalam menjaga keamanan dan kesehatan komoditas yang masuk ke wilayah perbatasan, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
“Sebagai wilayah perbatasan, kami tidak bisa bekerja sendiri. Semua entitas harus bersatu. Jika hanya Karantina atau Bea Cukai, hasilnya tidak maksimal. Ada jalur-jalur tikus yang harus diawasi bersama,” kata Sahat saat berkunjung ke Batam, Sabtu.
Ia menyebut, perlindungan terhadap Indonesia dari masuknya hama dan penyakit dilakukan melalui sinergi berbagai instansi, termasuk Bea Cukai, Imigrasi, TNI-Polri, serta dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat.
Sahat juga menekankan bahwa kolaborasi ini menjadi penting karena banyak komoditas yang berpotensi membawa hama dan penyakit masuk ke wilayah Indonesia, termasuk Kepri.
“Tugas karantina bukan hanya ekspor, tetapi juga melindungi negeri ini dari masuknya komoditas yang tidak sehat, yang bisa mengancam pertanian, peternakan, dan kelautan kita,” ujarnya.
Sebelumnya, Barantin Kepri melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau telah menggagalkan masuknya 8,8 ton sayuran asin asal Tiongkok pada Minggu (22/6) malam.
Kepala Karantina Kepri, Herwintarti, mengungkapkan bahwa produk tersebut tidak memiliki sertifikat kesehatan yang sesuai dari negara asal, sehingga langsung ditolak masuk ke wilayah Batam.
“Pada April lalu, kami juga memusnahkan komoditas pertanian yang membawa hama dan penyakit karena tidak dilengkapi dokumen resmi. Ini langkah tegas untuk menjaga wilayah Kepri dari ancaman biologis,” kata Herwintarti.
Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, turut mendukung upaya Karantina dan instansi terkait dalam menjaga pintu masuk ekspor-impor Kepri.
“Kami punya ‘gate’ yang kuat. Karantina, Bea Cukai, Imigrasi, Satgas (Satuan Tugas) Pangan, dan lainnya semua bekerja bersama. Ini bukan hanya soal perdagangan, tapi juga perlindungan terhadap produk lokal dan ketahanan pangan kita,” katanya menegaskan.
Dengan wilayah Kepri sebagai pintu gerbang strategis Indonesia, penguatan pengawasan bersama ini menjadi kunci untuk memastikan setiap komoditas yang masuk bebas dari ancaman biologis.
Komentar