Batam (Antara Kepri) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau membatasi waktu operasional warung internet khusus untuk pelajar sebagai bentuk upaya menghindari tindak kekerasan seksual pada anak.
"Kebijakan kami membatasi jam masuk untuk anak-anak sekolah," kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan di Batam, Minggu.
Menurut dia, banyaknya tindak kekerasan seksual dipicu oleh mudahnya akses informasi dan film porno melalui internet. Makanya pemerintah membuat kebijakan membatasi waktu bagi pelanggan warnet yang masih pelajar.
"Anak sekolah paling lama sampai pukul 21.00 WIB, setelah itu tidak boleh lagi. Selain itu, anak-anak yang pakai seragam tidak boleh masuk warnet," katanya.
Kebijakan itu akan disusun dalam bentuk surat edaran agar dipatuhi seluruh pengelola warnet. Diakui pertumbuhan usaha warnet sangat marak di Batam. Hampir setiap perumahan memiliki lebih dari satu warnet yang mayoritas pelanggannya adalah pelajar.
Ke depannya, pemerintah akan membatasi izin pendirian warnet, untuk menghindari dampak negatif untuk generasi penerus.
Di Batam, akses internet tidak hanya melalui warnet. Wali Kota mengatakan pemerintah bahkan membuka banyak lokasi dengan "hot spot" gratis di tempat publik.
Menurut Wali Kota, pendirian taman-taman internet dengan layanan wifi gratis itu disediakan pemerintah demi ilmu pengetahuan yang positif, bukan sebaliknya. Namun, pemerintah tidak bisa memantau 100 persen.
"Kelemahan kami di pengawasan. Perangkat pemerintah tidak cukup untuk melakukan pengawasan 24 jam," katanya.
Ia meminta warga turut membantu mengawasi anak-anak dan lingkungannya untuk menghindari penyalahgunaan internet.
"Kalau anak sudah berada di warnet lebih dari lima jam, maka orang tua patut curiga, petugas warnet juga begitu," katanya.
Sebelumnya, di Batam, pemerhati anak, Seto Mulyadi menyoroti mudahnya akses pornografi di lingkungan masyarakat, baik melalui internet, maupun media lainnya.
Menurut dia, kekerasan seksual pada anak disebabkan oleh paparan pornografi, sehingga praktek itu harus dihilangkan. "Berbagai kemungkinan harus diidentifikasi sejak awal," katanya.
Di Batam ditemukan beberapa kasus kekerasan seksual pada anak. Satu di antaranya terjadi sekolah swasta ternama. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Satu calon haji Indragiri Hilir gagal jantung di rawat di RSBP Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 20:18 Wib
Bupati Siak paparkan potensi peluang investasi di Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 19:52 Wib
PPIH sebut JCH lansia Embarkasi Batam duduk di kelas bisnis
Sabtu, 18 Mei 2024 17:38 Wib
Pemkot Batam uji coba parkir berlangganan untuk upaya peningkatkan PAD
Sabtu, 18 Mei 2024 15:34 Wib
3 calhaj Embarkasi Batam sembuh dan tunggu jadwal keberangkatan
Sabtu, 18 Mei 2024 8:34 Wib
Pemkot Batam ajak masyarakat semarakkan MTQH X 2024
Jumat, 17 Mei 2024 18:10 Wib
Disperindag Batam tingkatkan sosialisasi Fuel Card untuk beli Pertalite
Jumat, 17 Mei 2024 16:39 Wib
Pemkot Batam targetkan galang dana Rp2 M untuk korban longsor di Sumbar
Jumat, 17 Mei 2024 15:28 Wib
Komentar