BPPT-RSUP bangun percontohan produksi biopeat

id BPPT,biopeat

BPPT-RSUP bangun percontohan produksi biopeat

BPPT (/)

Sampai saat ini, diperkirakan 40 hingga 50 ton produk BioPeat telah diujicobakan kepada para petani lahan gambut sekitar perusahaan untuk budidaya pertanian seperti cabe, bawang merah dan jagung serta memberikan hasil yang signifikan

Pulau Burung, Riau (Antaranews Kepri) - BPPT bersama PT Riau Sakti United Plantations (RSUP) membangun unit produksi BioPeat berkapasitas 600 ton per tahun sebagai model percontohan untuk dikembangkan dalam skala lebih besar.

Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT, Soni Solistia Wirawan di Indragiri Hilir, Riau mengatakan unit produksi itu untuk memastikan ketersediaan produk BioPeat.

Inovasi BioPeat merupakan pupuk hayati yang mengandung mikroba potensial untuk memperbaiki produktivitas lahan gambut serta produktivitas tanaman.

Unit produksi di Pulau Burung itu, di antaranya mengolah limbah nenas dari pabrik pengalengan nenas dari Sambu Group, sebanyak 15 ton/hari dan diproses lebih lanjut secara fermentasi selama 2 ? 4 minggu menjadi BioPeat.

"Sampai saat ini, diperkirakan 40 hingga 50 ton produk BioPeat telah diujicobakan kepada para petani lahan gambut sekitar perusahaan untuk budidaya pertanian seperti cabe, bawang merah dan jagung serta memberikan hasil yang signifikan," ujarnya.

Aplikasi pupuk hayati BioPeat pada tanah gambut terbukti mampu meningkatkan pH tanah dari rata-rata pH 3,9 menjadi sekitar pH 5. Dengan meningkatnya pH tanah gambut maka peluang mikroba penyubur tanah lainnya yang dapat bertahan hidup dilingkungan tanah gambut juga ikut meningkat, sehingga tanah gambut menjadi lebih subur.

Inovasi itu dimulai dari kajian teknologi mikroba gambut untuk memperbaiki produktivitas lahan sub optimal masam khususnya lahan gambut sejak tahun 2010. Hasil kajian kemudian dikembangkan bersama dengan PT RSUP menghasilkan Produk BioPeat yang telah teruji kemampuannya dalam meningkatkan pH lahan gambut.

Uji aplikasi produk BioPeat telah dilakukan pada beberapa tanaman seperti nenas, buah naga, sayuran dan jagung baik di lahan percobaan PT RSUP dan di lahan petani.

Teknologi BioPeat terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman jagung sebesar 45 persen dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebesar 30 persen. Aplikasi teknologi BioPeat juga terbukti dapat meningkatkan grade buah nenas sebesar 31 persen.

BioPeat juga dapat meningkatkan nilai brix buah naga rata-rata mencapai 15 persen. Padahal nilai brix buah naga di pasaran rata-rata hanya mencapai 11.

Sementara itu, Direktur PT RSUP, Tay Ciatung mengatakan pihaknya terus melakukan inovasi-inovasi baru, agar industrinya bisa bertahan.

Inovasi Biopeat digunakan untuk memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan lahan gambut.

Meski dianggap berhasil, namun Ciatung mengatakan belum mau mengkomersilkan Biopeat.

"Ini kontribusi kami untuk masyarakat, bentuk sosial kami," kata dia.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE