SMK Batam siapkan genset saat UNBK

id unbk, unbk batam, listrik unbk, pln batam, pemadaman listrik bergulir batam

SMK Batam siapkan genset saat UNBK

Ilustrasi: Sejumlah siswa mengerjakan soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Dalung, Badung, Bali, Senin (25/3/2019). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Kami siapkan genset, untuk antisipasi
Batam (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Batam Kepulauan Riau menyiapkan genset untuk mengantisipasi terputusnya jaringan listrik saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer.

"Kami siapkan genset, untuk antisipasi," kata Kepala SMKN 4 Batam, Ahmad Tahir di Batam, Senin.

Pihak sekolah juga sudah berkoordinasi dengan PT Pelayanan Listrik Nasional (Bright PLN) Batam demi memastikan ketangguhan aliran listrik selama UNBK berlangsung.

Menurut dia, jaringan listrik adalah salah satu faktor pendukung utama dalam menyukseskan UNBK yang harus dipersiapkan dengan matang. Apalagi, saat ini di Batam kerap terjadi pemadaman listrik bergilir.

Pada saat pelaksanaan UNBK hari ini, di sekitar lokasi SMKN 4 Batam terjadi pemadaman listrik. Beruntung PLN Batam telah menjamin aliran listrik demi suksesnya UNBK.

Pelaksanaan UNBK di SMKN 4 Batam didukung 165 unit komputer yang terbagi dalam lima ruang laboratorium. Sekolah negeri itu juga menyiapkan 10 server untuk pelaksanaan UNBK.

"Komputer yang dipakai 145 unit, 20 unit lainnya cadangan, sesuai ketentuan 10 persen menjadi cadangan," kata dia.

UNBK di SMKN 4 diikuti 433 siswa YANG bergantian mengikuti ujian dalam 3 sesi. Masing-masing sesi, setiap siswa diberikan waktu 120 Menit untuk mengerjakan soal.

Menurut dia, para hari pertama UNBK, tidak ada kendala berarti. Seluruh siswa bisa mengikuti ujian dengan baik.

"Kendala tidak ada," kata dia.

Satu jam sebelum ujian dilaksanakan, seluruh siswa yang mengikuti di sesi selanjutnya di kumpulkan di halaman laboratorium untuk mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah.

Kepala sekolah juga memimpin doa.

Sebelum memasuki ruangan, pihak sekolah memeriksa kuku dan tampilan siswa.

Sekitar 20 orang siswa lelaki kedapatan berkuku panjang dan diminta untuk memotongnya sebelum diizinkan memasuki ruangan ujian.

Sedang sekitar 10 orang siswa perempuan kedapatan memakai gincu, dan diminta menghapusnya agar bisa melanjutkan ujian.

"Ini adalah kebijakan sekolah kami," kata dia.

Baca juga: 183 SMA sederjat di Kepri laksanakan UNBK

Baca juga: Sembilan SMP sederajat di Lingga siap gelar UNBK tahun 2019

Baca juga: Pemprov kepri anggarkan 1.700 komputer untuk sekolah

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE