TNI AL Ikut Latihan Bersama Perlawanan Ranjau

id TNI,AL,tanjungpinang,Latihan,Perlawanan,Ranjau

Daerah latihan meliputi perairan timur Pulau Bintan dan Changi Naval Base Singapura. Latihan multilateral ini diikuti oleh 16 negara peserta
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Sebanyak 231 prajurit TNI AL yang berada dalam tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) mengikuti latihan multilateral perlawanan ranjau bertajuk "Western Pacific Mine Countermeasure Exercise" (WP MCMEX).

Kepala Dinas Penerangan Lantamal IV/ Tanjungpinang Mayor Josdy Damopolii di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengatakan latihan perang bersama itu melibatkan 16 negara di kawasan Pasifik Barat yang tergabung dalam "Western Pacific Naval Symposium" (WPNS) di sekitar perairan timur Pulau Bintan dan Selat Singapura.

"Kegiatan ini dilaksanakan sejak 25-31 Agustus 2015," ujarnya.

Josdy menjelaskan tiga kapal perang TNI AL yang terlibat dalam latihan ini yakni kapal perang jenis penyapu ranjau KRI Pulau Rengat 711 dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim, satu kapal perang penyapu ranjau KRI Pulau Rangsang 727 dari Satran Koarmabar serta satu kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Cirebon 543 dari Komando Lintas Laut Militer.

Selain mengerahkan tiga kapal perang, TNI AL juga melibatkan satu helikopter jenis  Bell, tim penjinak ranjau "Explosive Ordinance Disposal" (EOD), penyelam tempur dan pasukan katak serta paramedis.

"Daerah latihan meliputi perairan timur Pulau Bintan dan Changi Naval Base Singapura. Latihan multilateral ini diikuti oleh 16 negara peserta," ujarnya.

Dia mengemukakan tahap pelaksanaan latihan, Satuan Tugas Latma "Multilateral 6th MCMEX 2015" melaksanakan rangkaian latihan penyapu ranjau dengan menggunakan tiga unsur KRI, yang terdiri dari KRI Pulau Rengat 711, KRI Pulau Rangsang 727, KRI Teluk Cirebon 543 dan 1 helikopter BO-105.

"Pada kesempatan tersebut KRI Pulau Rengat memimpin formasi unsur kapal perang negara-negara WPNS di garis terdepan, diikuti KRI Pulau Rangsang di baris kedua kemudian barisan kapal perang negara-negara WPNS, kemudian KRI Teluk Cirebon sebagai unsur bantu berada di formasi paling belakang," katanya.

Unsur kapal perang asing yang terlibat antara lain dari negara Singapura RSS Bedok, RSS Punggol, RSS Kallang dan MV Swift Rescue. Thailand HTMS Bangrachan dan HTMS Nongsaray.

Jepang JS Bungo, JS Aishima dan JMDS Shishijima. Sedangkan Malaysia hanya mengerahkan satu kapal perang yaitu KD Ledang.

"Dengan melaksanakan latihan multilateral WP MCMEX secara berkesinambungan, diharapkan tercipta pemahaman yang sama dalam melaksanakan latihan TPR oleh negara kawasan Pasifik Barat secara multinasional, sehingga kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bahaya ranjau akan semakin meningkat," ujarnya.

Latihan multilateral ini memiliki nilai strategis bagi TNI AL, khususnya dari ancaman ranjau, mengingat perairan timur Pulau Bintan dan Selat Singapura merupakan pintu masuk menuju Selat Malaka dari arah timur, sehingga perairan ini menjadi titik paling strategis bagi pihak-pihak yang berupaya mengganggu jalur pelayaran tersibuk di dunia tersebut.

Dengan kondisi geografis yang relatif dangkal dan sempit, maka upaya paling efektif untuk melakukan blokade di perairan timur Pulau Bintan dan Selat Singapura adalah dengan penyebaran ranjau laut.  

Guna mengantisipasi ancaman ranjau, TNI AL bersama-sama dengan negara-negara kawasan Pasifik Barat berperan aktif menyiapkan upaya penanggulangan, dengan melaksanakan latihan tindakan perlawanan ranjau secara multilateral, dalam rangkalatihan bersama unsur-unsur ranjau negara anggota WPNS, yang dinamakan Western Pacific Mine Countermeasure Exercise (WP MCMEX). (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE