Massa Tuntut Bandar Abadi Perhatikan Keselamatan Kerja

id Massa,Tuntut,perusahaan,Bandar,Abadi,Keselamatan,batam,Kerja

Massa Tuntut Bandar Abadi Perhatikan Keselamatan Kerja

Sebanyak 75 orang yang menamakan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Hukum (AMMPUH), Selasa, sekitar pukul 13.00 WIB, berunjuk rasa di PT Bandar Abadi Tanjunguncang Batam yang diduga tidak memenuhi hak-hak karyawan. (Foto: Ist)

Kami ingin perusahaan benar-benar memperhatikan keselamatan pekerja. Agar kecelakaan yang menyebabkan luka dan korban meninggal tidak terulang lagi
Batam (Antara Kepri) - Sebanyak 75 orang yang menamakan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Hukum (AMMPUH), Selasa, sekitar pukul 13.00 WIB, berunjuk rasa di PT Bandar Abadi Tanjunguncang Batam yang diduga tidak memenuhi hak-hak karyawan.

Koordinator lapangan dalam aksi tersebut, Supriyadi mengatakan perusahaan perkapalan yang sudah beberapa tahun beroperasi banyak mem-PHK karyawan lokal secara sepihak tanpa memberikan uang pesangon.

Selain itu, bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan dalam bekerja juga tidak mendapatkan santunan sebagimana aturan pada dunia kerja. Sehingga pekerja merasa amat dirugikan.

Ia mengatakan, beberapa waktu lalu terdapat korban jiwa akibat ledakan tongkang di Galangan Kapal PT Bandar Abadi. Sementara sekitar dua bulan yang lalu terdapat korban jiwa juga karena kelalaian Galangan Kapal PT Bandar Abadi yang tidak mengutamakan unsur keselamatan bagi pekerjanya.

"Kami ingin perusahaan benar-benar memperhatikan keselamatan pekerja. Agar kecelakaan yang menyebabkan luka dan korban meninggal tidak terulang lagi," kata dia.

Pengunjuk rasa juga menuntut PT Bandar Abadi agar mengurangi tenaga kerja asing (TKA) dan menggantinya dengan tenaga kerja lokal/pribumi.

"Karena tenaga lokal banyak berpengalaman dan mumpuni dalam bekerja," kata Supriyadi.

Pengunjuk rasa mengindikasi saat ini jumlah tenaga kerja asing pada perusahaan tersebut sangat besar. Sementara pada sisi lain, banyak tenaga kerja lokal yang justru di-PHK sepihak tanpa alasan jelas.

"Ini tidak adil. Seharusnya perusahaan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Bukannya merekrut banyak tenaga asing yang belum jelas keahliannya," kata Supriyadi.

Saat menggelar aksi, massa juga membawa tulisan-tulisan sebagai ungkapan dari banyaknya pemutusan hubungan kerja dan atas perilaku perusahaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan.

Hingga aksi usai sekitar pukul 13.45 WIB tidak ada satu pun dari pihak manajemen PT Bandar Abadi yang bersedia menemui pengunjuk rasa di depan gerbang perusahaan.

Aksi tersebut akhirnya berakhir dengan tertib meski massa mengaku sangat kecewa karena tidak mendapat tanggapan dari perusahaan perkapalan tersebut.

"Untuk sementara kami akhiri aksi ini mengingat tidak ada respon positif dari manajemen. Namun, kami terus akan menyuarakan agar pekerja lokal diutamakan dan mendapat perhatian dari perusahaan," kata dia. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE