Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepri berkomitmen menata ulang cagar budaya di pusat ibu kota di Tanjungpinang supaya memiliki daya tarik wisata bagi wisatawan lokal hingga mancanegara.
Tanjungpinang yang dijuluki "Kota Gurindam Negeri Pantun" itu memang dikenal memiliki banyak situs peninggalan sejarah. Salah satunya Kerajaan Melayu Kota Rebah, di Kelurahan Kampung Bugis.
Di sini terdapat beberapa situs peninggalan sejarah, seperti Makam Daeng Celak dan Makam Daeng Marewah. Selain makam, ada pula objek wisata seperti hutan mangrove dan taman.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebut langkah awal pemprov untuk menata ulang situs ini adalah dengan duduk bersama dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh kebudayaan agar tidak salah langkah dalam melaksanakan penataan ulang.
"Kita berharap Pemkot Tanjungpinang dapat mendukung dan bersinergi dalam menata ulang situs wisata budaya ini,” kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Kamis.
Ansar pun rencananya bangun sarana dan prasarana pendukung pariwisata di lokasi cagar budaya tersebut.
Misalnya, dengan membuat taman burung dan menambah beberapa ekor hewan rusa untuk menambah daya tarik wisatawan.
"Kami juga akan menampilkan silsilah kerajaan Melayu di sini, supaya masyarakat tahu," ujarnya.
Selain itu, Politikus Golkar itu pun berniat menata kota lama di Jalan Merdeka Tanjungpinang layaknya Kota Melaka di Malaysia. Karena kedua wilayah itu secara geografis memiliki banyak kesamaan, di antaranya terdapat bangunan tua peninggalan sejarah terdahulu.
"Saya terinspirasi dari Kota Melaka yang sukses membuat kota lama mereka menjadi cantik dan indah, sehingga mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar," imbuhnya.
Kendati begitu, lanjut dia, anggaran yang dibutuhkan untuk menata ulang situs cagar budaya di Tanjungpinang butuh biaya cukup besar, sebab keberadaan situs-situs tersebut tidak berada dalam satu kawasan, melainkan terpisah-pisah.
"Kita fokus menata ulang Istana Kota Rebah dulu. Kalau yang lain dibenahi saja secara bertahap," demikian Ansar.
Komentar