Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus menjelaskan, kelima sumur tersebut berada di kawasan bebas Batam, Bintan dan Karimun.
"Ada lima anjungan di wilayah Kepri ini. Tahun lalu kami membuat dua anjungan dan sudah selesai, sampai sekarang masih beroperasi. Tahun ini ada dua anjungan baru dan satu sudah selesai. Tahun depan juga ada dua tambahan lagi. Jadi dalam beberapa tahun mendatang akan banyak proyek-proyek yang akan dikerjakan," ujarnya di Batam Kepulauan Riau, Rabu (12/7).
Dia menjelaskan, kegiatan pengeboran lima sumur itu bertujuan untuk menggantikan sumur-sumur lama yang produksinya mulai menurun secara alamiah.
Selain pengeboran sumur minyak, SKK Migas juga membangun proyek besar lainnya yang dikerjakan oleh anak bangsa, yakni kapal tanker yang saat ini pembuatannya sedang berjalan di Batam.
Pembuatan kapal tanker itu kata dia, dilakukan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan.
“Ada beberapa proyek, di antaranya Corel Bronang dan pekerjaan MOPU (Mobile Offshore Production Unit) untuk lapangan MAC. Nah harapannya tahun ini produksi bisa dialihkan sebesar 10 ribu barel kubik,” kata dia.
Ia menjelaskan, dengan ditambahnya lima sumur itu target produksi minyak nasional bisa lebih dari 10 persen.
Industri hulu migas sendiri juga telah berkontribusi penting bagi penerimaan negara yang secara nasional mencapai 18,19 miliar dolar AS atau setara Rp270 triliun.
“Wilayah Sumbagut turut berkontribusi di dalamnya. Dengan mekanisme regulasi yang ada selanjutnya PNBP di sektor migas tersebut akan menjadi sumber anggaran pembangunan baik di pusat maupun di daerah,” kata dia.
Komentar