Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengakui pendekatan penanganan masalah di Rempang Kota Batam, Kepulauan Riau, memang kurang pas.
"Ya Rempang itu, mungkin ya kita sekarang lagi mau slow down. Saya pikir mungkin approach pendekatannya kemarin kurang pas," kata Luhut di Jakarta, Selasa.
Menurut Luhut yang berpengalaman dalam banyak penanganan masalah investasi yang berhubungan dengan pembebasan tanah, seharusnya tidak ada masalah jika dilakukan identifikasi secara menyeluruh.
"Tapi selama saya yang menanganin, banyak pembebasan tanah, tidak ada masalah," katanya.
Luhut juga menilai umumnya masyarakat setempat yang terdampak dari pembangunan proyek investasi tidak akan menolak direlokasi asal mendapatkan penggantian yang setimpal.
Baca juga:
Polri cari penyebar berita bohong penangkapan Ustadz Abdul Somad
Luhut harap investasi dari China tidak lepas karena konflik Rempang
Baca juga:
Polri cari penyebar berita bohong penangkapan Ustadz Abdul Somad
Luhut harap investasi dari China tidak lepas karena konflik Rempang
"Karena harusnya kita identifikasi, rakyat itu pada umumnya mau, tidak ada masalah. Karena kalau mereka direlokasi, ada yang mau dikasih rumah dengan pekerjaan, sekolah dan sebagainya, ada juga yang mau uang saja, cash," katanya.
Luhut menuturkan, dalam berbagai konflik seperti yang terjadi di Rempang, bisa dipastikan ada oknum-oknum provokator yang memecah belah masyarakat. Namun, ia memastikan masalah tersebut seharusnya bisa diatasi.
"Kemudian yang provokator pasti ada itu, pasti dipisah-pisahkan," ujarnya.
Luhut meyakini, dengan sosialisasi yang baik, seharusnya masyarakat akan mau direlokasi ke tempat yang telah disiapkan pemerintah. Pemerintah sendiri juga telah menyiapkan penggantian yang setimpal bagi masyarakat.
"Saya sudah kirim tim ke sana supaya relokasi ini ditunjukkan kepada masyarakat, ini lho, apa yang masih kau kurang. Jadi dimana sekolah anakmu, dimana pekerja anakmu, dimana kamu bekerja dan sebagainya. Jadi kalau disosialisasikan dengan baik, menurut saya ndak ada masalah. Sekarang juga sedang dikerjakan," katanya.
Luhut menyebut Rempang punya potensi untuk jadi pusat investasi produksi kaca untuk kebutuhan photovoltaics (PV) yang jadi bahan baku panel surya dan semikonduktor.
Baca juga:
Ketua MPR desak aparat hindari kekerasan saat tangani konflik di Rempang Batam
LPSK harap pendekatan persuasif dan humanis tangani kasus Pulau Rempang Batam
Baca juga:
Ketua MPR desak aparat hindari kekerasan saat tangani konflik di Rempang Batam
LPSK harap pendekatan persuasif dan humanis tangani kasus Pulau Rempang Batam
Sementara itu, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia, mengunjungi dua sekolah, yakni SD Negeri 024 Galang dan SMP Negeri 22 Batam yang terkena gas air mata saat bentrokan antara petugas dan warga Rempang pada 7 September 2023.
Kehadiran Bahlil di dua sekolah itu untuk memastikan proses belajar mengajar siswa berjalan lancar setelah bentrokan.
"Saya datang ke sekolah agar tidak ada persepsi di media sosial yang aneh-aneh. Setelah saya cek dua sekolah terdampak gas air mata, sekarang mereka sudah sekolah seperti biasa. Di sini, mereka tertawa bersama saya," ujar Bahlil di Batam, Kepulauan Riau, Senin (18/9).
Dia juga menanggapi dan akan mempertimbangkan kembali atas permintaan siswa di dua sekolah itu agar tidak menggusur sekolah mereka.
"Iya akan kami pertimbangan itu semua. Insya Allah lah. Kami kan punya hati semua," kata dia.
Selain mempertimbangkan penggusuran sekolah, Bahlil juga menegaskan tidak akan membongkar makam leluhur masyarakat Melayu di Pulau Rempang, walaupun proyek investasi di pulau tersebut terus berjalan.
"Untuk kuburan pendahulu kita, saya tidak izinkan dibongkar. Nanti ini akan dipagar, dibuat gapura, agar dapat nyaman berziarah," ujarnya.
Baca juga:
Menteri Investasi kunjungi dua sekolah yang terkena gas air mata di Rempang
Menteri Bahlil beri kesempatan warga Rempang bicara dengan Presiden
Tim pastikan UAS tidak ditangkap polisi
Menteri Bahlil tegaskan tidak bongkar makam leluhur di Pulau Rempang
Kehadiran Bahlil di dua sekolah itu untuk memastikan proses belajar mengajar siswa berjalan lancar setelah bentrokan.
"Saya datang ke sekolah agar tidak ada persepsi di media sosial yang aneh-aneh. Setelah saya cek dua sekolah terdampak gas air mata, sekarang mereka sudah sekolah seperti biasa. Di sini, mereka tertawa bersama saya," ujar Bahlil di Batam, Kepulauan Riau, Senin (18/9).
Dia juga menanggapi dan akan mempertimbangkan kembali atas permintaan siswa di dua sekolah itu agar tidak menggusur sekolah mereka.
"Iya akan kami pertimbangan itu semua. Insya Allah lah. Kami kan punya hati semua," kata dia.
Selain mempertimbangkan penggusuran sekolah, Bahlil juga menegaskan tidak akan membongkar makam leluhur masyarakat Melayu di Pulau Rempang, walaupun proyek investasi di pulau tersebut terus berjalan.
"Untuk kuburan pendahulu kita, saya tidak izinkan dibongkar. Nanti ini akan dipagar, dibuat gapura, agar dapat nyaman berziarah," ujarnya.
Baca juga:
Menteri Investasi kunjungi dua sekolah yang terkena gas air mata di Rempang
Menteri Bahlil beri kesempatan warga Rempang bicara dengan Presiden
Tim pastikan UAS tidak ditangkap polisi
Menteri Bahlil tegaskan tidak bongkar makam leluhur di Pulau Rempang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Luhut akui pendekatan penanganan konflik Rempang kurang pas
Komentar