Natuna (ANTARA) -
ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa wisata yang memiliki keunikan pada makanan, objek dan budaya. Selain itu penilaian juga ditekankan pada ketersediaan fasilitas dasar, digitalisasi, kehadiran kelembagaan dan sumber daya manusia dalam pengelolaan wisata.
Desa Wisata Cemaga Tengah memiliki dua objek yang unik dan menarik, yakni Pantai Batu Kasah dan Pulau Akar.
Kedua objek ini merupakan situs warisan geologi (Geosite), sebab memiliki bebatuan purba yang diperkirakan berumur ratusan juta tahun.
Ketika mengunjungi Pantai Batu Kasah, mata kita akan disuguhi pemandangan hamparan batu-batu besar di sisi kanan dan kiri pantai.
Pasir putih dan rumput hijau di bagian atas pantai menambah sejuk mata yang melihatnya. Kesejukan itu disumbang oleh adanya berbagai jenis pohon yang didominasi jenis kelapa.
Pantai yang ramai pada saat akhir pekan itu juga memiliki fasilitas yang memadai, mulai dari mushala, toilet, pondopo, hingga warung makanan.
Menurut Sandiaga Desa Wisata Cemaga Tengah patut mendapatkan penghargaan ADWI karena memiliki pantai yang indah dan air yang laut yang jernih.
Hal lainnya yang membuat Desa Wisata Cemaga Tengah mendapatkan predikat terbaik dikarenakan memiliki budaya yang unik dan beragam, seperti silat dan permainan musik gendang panjang.
Akses untuk mengunjungi kedua objek wisata juga sangat mudah, sebab keduanya berada tidak jauh dari jalan raya yang jalannya telah diaspal mulus oleh pemerintah daerah. Untuk Jaraknya dari Ibu kota kabupaten sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Dengan ditetapkannya Desa Wisata Cemaga Tengah sebagai desa wisata terbaik 2024, maka akan memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, sebab wisatawan yang datang tidak hanya domestik, tapi juga dari mancanegara.
Dengan status sebagai salah satu desa wisata terbaik itu, Kemenparekraf juga akan membantu mempromosikannya kepada khalayak ramai. Pemerintah pusat juga membantu pengembangan, berupa bantuan anggaran yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
Peningkatan sarana
Prestasi yang dicapai Desa Wisata Cemaga Tengah hingga mendapatkan penghargaan ADWI tidak lepas dari dukungan Dinas Pariwisata Pemkab Natuna yang telah memberikan bantuan sarana dan prasarana di objek wisata itu sejak 2022. Selain itu, Pemkab Natuna selama ini terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Kemenparekraf.
Dukungan lain yang diberikan oleh Pemkab Natuna terhadap pengembangan Desa Wisata Cemaga Tengah adalah kegiatan pelatihan mengenai pemandu wisata dan pengelolaan penginapan kepada masyarakat setempat.
Pelatihan itu dilakukan 2021-2024, dengan peserta yang berbeda setiap tahunnya. Artinya, jika di tahun sebelumnya, seseorang telah mengikuti pelatihan, maka tahun berikutnya giliran peserta lain yang belum pernah ikut, sehingga ada pemerataan akses untuk pengetahuan mengenai hal yang dilatihkan.
Tidak hanya di desa wisata itu, pelatihan-pelatihan mengenai kepariwsiataan juga diberikan kepada masyarakat di desa lainnya.
Ajang internasional
Sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana, Pemkab Natuna juga semakin menggiatkan program wisata olahraga atau sport tourism bertaraf nasional dan internasional, antara lain Natuna Geopark Marathon, Geopark Ride, Lomba Mancing Tradisional dan Parade Jetsky.
Untuk lomba sepeda, atau Natuna geopark ride, salah satu lokasi pemberhentian para pesepada berada di Pantai Batu Kasah. Tujuannya untuk memperkenalkan objek wisata di wilayah tersebut.
Pemkab Natuna sengaja mengadakan kegiatan wisata olahraga yang dinilai merupakan pangsa pasar yang seksi, sebab memiliki banyak peminat yang berasal dari kalangan komunitas. Natuna diyakini menjadi salah satu wilayah yang cocok untuk menerapkannya sebab memiliki arena yang dibutuhkan, dari aspek daratan, perairan, maupun angkasa.
Tiket maskapai
Upaya lain yang dilakukan oleh Pemkab Natuna, khususnya dalam peningkatan kunjungan wisatawan, adalah berupaya menurunkan harga tiket pesawat yang saat ini dinilai terlalu tinggi yakni mencapai 2-3 juta rupiah untuk sekali berangkat. Tingginya harga tiket diduga akibat kurangnya penerbangan dari dan ke Natuna.
Adapun hal yang dilakukan oleh Pemkab Natuna yakni dengan memasifkan koordinasi dan kunjungan ke Kementerian terkait serta beberapa maskapai penerbangan. Terbaru, Pemkab Natuna kembali berkoordinasi dengan Menparekraf upaya penurunan tiket maskapai itu.
Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna menyadari bahwa penyebab belum maksimalnya kunjungan wisatawan ke daerah itu dikarenakan harga tiket pesawat.
Transportasi udara menjadi penting untuk mengangkut wisatawan ke Natuna, karena jika menggunakan transportasi laut membutuhkan waktu paling cepat dua hari dari Tanjungpinang, Ibukota Provinsi Kepri, ke Pulau Natuna.
Meskipun demikian, Natuna tetap memiliki masa depan yang cerah untuk bidang pariwisata. Apalagi semangat kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak, termasuk dukungan masyarakat dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata ke daerah itu sangat tinggi dan layak diapresiasi.
Hal sederhana yang selama ini telah ditunjukkan oleh masyarakat dan hal tersebut perlu terus digaungkan adalah dengan menjaga ketertiban umum serta menjaga keasrian setiap objek wisata di Natuna.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anugerah desa wisata untuk Natuna
Komentar