BKHIT Kepri catat nilai Komoditi keluar dari Natuna pada 2024 capai Rp125 miliar

id BKHIT,Natuna,Kepri,Kepulauan Riau,Hewan,Ikan ,Tumbuhan,PNBP,Pajak

BKHIT Kepri catat nilai Komoditi keluar dari Natuna pada 2024 capai Rp125 miliar

Petugas memeriksa komoditas yang diangkut menggunakan tranportasi laut (ANTARA/HO-BKHIT Kepri)

Natuna (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kepulauan Riau (Kepri) mencatat pada 2024 nilai ekonomis komoditas yang keluar dari Kabupaten Natuna ke daerah lain atau domestik mencapai Rp125 miliar.

Penjabat Kepala Satuan Pelayanan Natuna BKHIT Kepri Iwan Setiawan dikonfirmasi dari Natuna, Rabu, mengatakan komoditas itu, meliputi hewan, ikan, dan tumbuhan.

Komoditas hewan meliputi anjing, burung murai batu, dan kekah, untuk ikan meliputi kurisi, kerapu, kakap merah, jahan, mahan, mayuk, selayang, tenggiri, daging rajungan, fillet ikan kalat, teripang, teri, mamong, tambak, liak, tongkol, sirip hiu, daging hiu, selar, ekor kuning, lencam cumi, lobster, gurita, utus, kepiting, dan lobster, sedangkan tumbuhan meliputi kelapa, cengkih, kembang semangkok, dan bibit tanaman.

Pada 2024, pihaknya berhasil mengumpulkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp2,2 juta dari komoditas yang keluar antardaerah.

"Dari ketiga komoditas ini, nilai ekonomis komoditas ikan yang paling besar, yaitu mencapai Rp124 miliar," ucap dia.

Ia menjelaskan semua komoditas keluar dari jalur resmi, yaitu pos pelayanan di Natuna, baik laut maupun udara.

Ia menyebutkan setiap komoditas, baik hewan, ikan, maupun tumbuhan, yang masuk dan keluar dari suatu daerah atau negara wajib dilaporkan kepada pihaknya dan melewati pos pelayanan.

Hal itu, katanya, untuk mencegah penyakit yang berasal dari ketiga komoditas tersebut masuk dan keluar ke daerah atau negara lain, menjaga keamanan pangan, dan perlindungan terhadap makhluk hidup.

"Untuk di Natuna, kita memiliki lima pos pelayanan, yaitu di Bandara Raden Sadjad, Pelabuhan Penagi, Pelabuhan Selat Lampa, Sedanau, serta PLBN Serasan (Pos Lintas Batas Negara)," ujar Iwan.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE