Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mencatat 344 temuan kasus tuberkulosis (TB) positif hingga akhir Januari 2025 dari skrining kepada 2.578 orang.
Kepala Dinkes Batam Didi Kusmarjadi menjelaskan bahwa upaya skrining dan deteksi dini terus dilakukan untuk mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030.
"Sampai akhir Januari 2025, dari target 36.047 orang yang harus diskrining, ada 2.578 terduga atau suspek. Dari jumlah tersebut, 344 orang diantaranya terkonfirmasi positif," katanya saat dihubungi di Batam, Rabu.
Sebagai perbandingan, sepanjang 2024, Dinkes mencatat dari 36.113 orang yang diskrining, 4.997 orang diantaranya positif.
Baca juga: Kejari dan Imigrasi antisipasi Batam jadi tempat kabur buronan
Didi menekankan pentingnya pemeriksaan TB dengan skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV), mengingat penderita HIV memiliki daya tahan tubuh lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap TB dan sebaliknya.
"TB dan HIV menjadi fokus utama eliminasi hingga 2030. Semakin banyak skrining yang dilakukan, semakin banyak kasus yang bisa dideteksi dan diobati lebih awal. Ini untuk mencegah TB berkembang dan tiba-tiba meledak," tambahnya.
Baca juga: Lanud RSA Natuna berikan pengobatan gratis kepada 50 warga
Untuk penegakan diagnosis TB, Batam menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yang tersedia di 11 fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk empat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan beberapa rumah sakit.
"Penderita TB harus menjalani pengobatan selama 6 bulan, dengan kontrol rutin setiap bulan. Jika tidak teratur, pasien bisa mengalami resistensi obat, yang akan memperpanjang masa pengobatan," ujarnya.
Dinkes Batam mengimbau masyarakat untuk aktif menjalani skrining TB agar dapat mendeteksi dini dan mengobati secara cepat dan tepat, serta untuk menekan angka penyebaran TB di kota itu.
Komentar