Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam hemato-onkologi medik RS Cipto Mangunkusumo Kencana Jakarta Dr. dr. Andhika Rachman Sp.PD-KHOM mengatakan kondisi pecah pembuluh darah sangat memungkinkan untuk dilakukan pencegahan bahkan pada orang yang pernah mengalami stroke sebelumnya.
“Pecah pembuluh darah adalah kondisi yang bisa dicegah, bahkan pada mereka yang sudah pernah stroke. Kunci utamanya ada pada pengendalian tekanan darah, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan rutin, terutama pada usia lanjut,” kata Andhika kepada ANTARA, Jumat.
Adapun faktor risikonya utamanya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi kronis, aneurisma otak atau pelebaran dinding pembuluh darah yang bisa pecah sewaktu-waktu atau kelainan pembuluh darah sejak lahir (malformasi arteri-vena).
Pecah pembuluh darah juga bisa disebabkan karena cedera kepala atau jatuh terutama pada lansia dengan pembuluh darah rapuh, penggunaan obat pengencer darah serta kolesterol tinggi dan gaya hidup tidak sehat yang memperburuk kondisi pembuluh darah.
Baca juga: Mayoritas penerima manfaat CKG di Batam berusia 40 hingga 59 tahun
Ia juga menjelaskan stroke sendiri terbagi dalam dua jenis utama, yaitu stroke iskemik yang 80–85 persen karena penyumbatan aliran darah ke otak dan stroke hemoragik yang 15–20 persen penyebabnya karena pecahnya pembuluh darah di otak.
“Keduanya bisa sama-sama mengganggu fungsi otak, tetapi stroke karena pecah pembuluh darah cenderung lebih berat dan memiliki angka kematian lebih tinggi,” kata Andhika.
Pencegahan pecah pembuluh darah pada pasien yang sudah pernah terkena stroke bisa dilakukan dengan mengontrol tekanan darah secara rutin minimal sebulan sekali, disiplin minum obat antihipertensi, cek jantung, gula darah, dan kolesterol tiap 3–6 bulan.
Andhika juga mengingatkan untuk memerhatikan asupan makanan dengan makanan rendah garam, tinggi serat, dan cukup protein, dan pastikan cukup minum air.
Pengecekan kondisi pembuluh darah otak juga bisa dilakukan dengan rutin kontrol ke dokter saraf.
Selain perawatan fisik, pencegahan kejadian pecah pembuluh darah yang fatal pada lansia bisa dilakukan dari psikis dan sosial dengan melibatkan lansia dalam aktivitas ringan yang menyenangkan.
Baca juga: BP Batam percepat proyek strategis pelebaran jalan kawasan industri
Sementara itu, Dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto Letkol CKM dr. Andrie Gunawan Sp.N F-NR (17/3), mengatakan menerapkan perubahan lima pola hidup sehat di usia muda dapat mencegah gangguan saraf pada saat usia lanjut.
“Kalau kita mau hidup sehat, ya berpola hidup sehat. Pola hidup sehat apa saja? Mulai dari pola makan, pola minum, pola tidur, pola pikir, pola gerak meliputi termasuk olah raga. Ini lima pola hidup sehat yang seimbang," kata Andrie saat ditemui media pada acara peresmian alat terapi demensia Transcranial Pulse Stimulation (TPS) di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Senin (17/3).
Lebih lanjut dikatakannya jangan hanya keinginan mau sehat tapi pola hidup dari lima pola, makan, minum, tidur, pikir, gerak saja belum bisa dikontrol.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada pergeseran pola penyakit dari yang hanya ada pada usia tua kini sudah banyak ditemukan di usia muda termasuk stroke dan demensia yang merupakan penyakit degeneratif.
Baca juga: Indofood Bintan Triathlon 2025 siap digelar pada Oktober mendatang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pecah pembuluh darah bisa dicegah bahkan yang pernah mengalami stroke
Komentar