Pemkot Batam komitmen tekan angka kematian ibu dan bayi wilayah luar pulau

id kepri batam,upt puskesmas ,ibu dan bayi,kematian ibu bayi,hinterland

Pemkot Batam komitmen tekan angka kematian ibu dan bayi wilayah luar pulau

UPT Puskesmas Sekupang di Kota Batam. ANTARA/Amandine Nadja

Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menegaskan komitmennya dalam menekan angka kematian ibu hamil dan bayi di wilayah luar pulau (hinterland) melalui inovasi layanan kesehatan di tingkat pusat kesehatan masyarakat.

Kepala Dinkes Batam Didi Kusmarjadi mengatakan bahwa upaya pencegahan tetap dilakukan secara intensif di wilayah hinterland kota itu.

“Ada dua inovasi atau program yang kami lakukan di puskesmas. Di Rempang Cate ada SIGAP atau Sistem Informasi Tanggap Ibu Hamil. Untuk memantau para ibu yang sedang mengandung,” katanya saat dihubungi di Batam, Jumat.

Sementara itu, lanjutnya, di Kecamatan Bulang terdapat inovasi bertajuk DEDIKASI BUMILANG (Deteksi Dini dan Edukasi Ibu Hamil Kecamatan Bulang) yang menggunakan metode jemput bola jika ditemukan ibu hamil risiko tinggi yang belum melakukan pemeriksaan.

“Di tahun 2024 tidak ada kematian ibu di hinterland. Namun, hingga Juni 2025 tercatat satu kasus kematian ibu hamil di Pulau Karas, Kecamatan Galang, akibat dugaan hepatitis. Yang bersangkutan meninggal dalam kondisi hamil di rumahnya,” ujarnya.

Sementara itu, jumlah kematian bayi di wilayah luar pulau tersebut pada tahun 2024 tercatat sebanyak delapan kasus, dengan rincian Galang dua kasus, Belakangpadang satu kasus, dan Bulang lima kasus.

Didi mengungkapkan bahwa penyebab kematian bayi yang paling umum adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia.

“Hingga pertengahan 2025, terdapat tiga kasus kematian bayi, masing-masing dua di Galang dan satu di Rempang Cate, juga dengan penyebab serupa,” kata dia.

Didi menambahkan bahwa angka kematian ibu dan bayi di wilayah tersebut tidak dapat langsung dikonversikan ke angka per 100.000 kelahiran hidup seperti pada wilayah kota, mengingat jumlah kelahiran yang relatif rendah.

“Yang terpenting adalah tindakan pencegahan, deteksi dini, dan kehadiran layanan kesehatan di pulau-pulau. Kami akan terus mendorong inovasi dan intervensi agar tidak ada lagi kematian yang bisa dicegah,” kata dia.

Pewarta :
Editor: Yuniati Jannatun Naim
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE