Kapolda Periksa Koordinat Insiden DKP dengan Malaysia

id insiden, malaysia, nelayan, kepulauan, riau, kerajaan, kelautan, perikanan. kepolisian

Batam (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Brigjen Pol Pudji Hartanto memeriksa titik koordinat lokasi insiden penembakan ke udara dan penangkapan Kepolisian Perairan Kerajaan Malaysia terhadap tiga orang petugas Pengawas Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri.

Sebelum berangkat ke perairan Tanjung Berakit, utara Bintan, Pudji bersama unsur dari Kementerian Kelautan dan Perikanan daerah serta Pangkalan TNI-Angkatan Laut Batam, Senin 16 Agustus 2010, rapat koordinasi guna menyatukan persepsi tentang titik koordinat tempat kejadian.

Rombongan dari Batam berangkat pukul 11.00 WIB lengkap dengan awak kapal Dolphin 015 DKP Kepri, Hermanto pada Jumat (13/8) dengan dua kapal bersama empat rekannya menangkap tujuh orang nelayan Malaysia saat yang sedang mencuri ikan di perairan Indonesia.

Dalam penangkapan itu, dua orang petugas Pengawas DKP Kepri yang berbeda kapal, ditangkap aparat Kepolisian Kerajaan Malaysia dan dibawa ke Pengerang, Johor, Malaysia.

Kapolda Kepri membawa tiga nelayan Malaysia yaitu Muslimin bin Mahmud, Boh Kee Soo serta Chen Ah Choy.

Penyelesaian pelanggaran wilayah, insiden penembakan ke udara dan penangkapan terhadap tiga petugas Indonesia itu kini ditangani pemerintah pusat.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta pada 15 Agustus menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan supaya penyelesaian diupayakan lewat jalur diplomatik, damai dan tidak mengakibatkan konflik atau menimbulkan ketegangan di antara kedua pemerintah.

Fadel mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri akan mengirim nota diplomatik (protes) kepada Pemerintah Malaysia bahwa aparat negara itu telah memasuki wilayah
laut teritorial Indonesia.

Kedua, katanya, pemerintah akan sesegera mungkin mengembalikan tiga orang petugas Satuan kerja Pengawas Perikanan DKP Kepri Kementerian Kelautan dan Perikanan yang kini ditahan di Malaysia yaitu Asriadi (40), Erwan (37) dan Selvo Grevo Wewengkang (26).

Pemerintah Indonesia, kata Menteri, akan meminta Malaysia tidak mengulangi perbuatan serupa.

Sinyal seluler

Sampai berita ini diturunkan kepri.antaranews.com pukul 12.45 WIB ketika rombongan dari Batam masih di tengah laut, ada indikasi kuat pelanggaran teritorial laut telah dilakukan aparat kepolisian negara tetangga.

Hermanto kepada wartawan mengemukakan, pada waktu kejadian, kapal dari Kepolisian Perairan Malaysia seperti akan menabrak Dolphin 015 sehingga Hermanto segera mematikan lampu-lampu dan peralatan "global positioning satelite".

"Dalam keadaan itu, saya dengan telepon selular (hp) masih sempat kontak dengan ketiga awak yang ditangkap Polisi Malaysia, bahkan ada hp awak DKP yang dipinjam aparat polisi Malaysia untuk negosiasi dengan saya," katanya.

Berlangsungnya kontak telekomunikasi seluler antarpenumpang kapal tersebut, mengindikasikan wilayah tempat kejadian masih berada teritorial Indonesia, bukan jalur perairan internasional ataupun di perairan Malaysia. (SW/Btm1)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE