Tanjungpinang (ANTARA) - BPBD Kepri menyatakan anggota TNI dan Polri mulai meninggalkan lokasi tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna setelah pemerintah menghentikan pencarian korban.
Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi di Kota Tanjungpinang, Senin, mengatakan, sebanyak 380 orang anggota TNI dan Polri, Senin pagi meninggalkan lokasi longsor di Pulau Serasan Natuna menggunakan Kapal Bahtera Nusantara 01 berlayar ke Pelabuhan Tanjunguban, Kabupaten Bintan dan Pelabuhan Telaga Punggur, Kota Batam.
Masa pencarian korban longsor Serasan berakhir pada Sabtu (18/3), sementara masa tanggap darurat bencana berakhir pada akhir 31 Maret 2023 setelah beberapa kali diperpanpang. Jumlah korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia mencapai 50 orang, sedangkan empat orang lainnya yang dinyatakan hilang sampai sekarang belum berhasil ditemukan.
"Sekarang sudah memasuki masa pemulihan kondisi pescabencana. Tim asesmen yang dibentuk Pemprov Kepri dan Pemerintah Pusat akan melakukan kajian terhadap kondisi pascabencana di Serasan," ujarnya.
Hasbi memberi apresiasi kepada TNI dan Polri yang bergerak cepat membantu menangani kondisi Desa Pangkalan, Natuna setelah bencana. Ratusan anggota TNI dan Polri yang bertugas di lokasi tanah longsor bukan hanya mencari korban, melainkan juga mengevakuasi para korban yang selamat.
"Banyak hal yang dilakukan anggota TNI dan Polri dalam rangka pemulihan kondisi di Desa Pangkalan. Kedua institusi itu juga memberikan bantuan secara moril dan materi," ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi mengatakan, Kapal Bahtera Nusantara 01 mengangkut sebanyak 492 orang penumpang dari Pelabuhan Serasan. Sebamyak 380 orang dari penumpang tersebut merupakan anggota TNI dan Polri.
Kapal berlayar dari Pulau Serasan menuju Tanjunguban dan Telaga Punggur selama 26 jam.
"Kondisi cuaca sekarang jauh lebih baik dibanding awal Maret 2023," ujarnya.
Komentar