Akademisi UMRAH galakkan inovasi produk olahan hasil laut Kepri

id Pengolahan hasil perikanan kepri,kepri,olahan laut,FIKP UMRAH,bintan

Akademisi UMRAH galakkan inovasi produk olahan hasil laut Kepri

Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Doktor Ersti Yulika Sari. (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Doktor Ersti Yulika Sari menggalakkan inovasi produk olahan hasil kelautan dan perikanan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Menurutnya dengan geografis Kepri yang 98 persen lautan, tentu banyak sumber-sumber hasil laut yang bisa diolah dan dikembangkan menjadi produk bernilai jual tinggi, sehingga ikut meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Apalagi Kepri bertetangga dengan negara-negara seperti Singapura dan Malaysia, maka peluang pemasaran produk kelautan dan perikanan ke luar negeri juga terbuka lebar.

"Pemanfaatan hasil laut di Kepri belum optimal, karena kita masih kekurangan SDM maupun industri pengolahan, makanya diperlukan kerja sama yang serius antarpemerintah dengan semua stakeholder terkait," kata dia di Tanjungpinang, Kamis.

Ia mencontohkan hasil tangkap ikan di Kepri selama ini lebih banyak diolah dalam bentuk makanan/cemilan kerupuk. Padahal, sebenarnya ikan masih bisa diolah dalam berbagai bentuk produk makanan lainnya.

Dia menyebut FIKP UMRAH melalui mahasiswanya sudah cukup banyak melakukan penelitian terkait pengolahan hasil kelautan dan perikanan di Bumi Segantang Lada tersebut, namun menemui kendala ketika hendak memproduksinya dalam jumlah yang banyak.

Misalnya, kata dia, pada tahun 2023 FIKP UMRAH telah mencoba mengolah ikan tamban menjadi kue sus kering. Hasilnya cukup baik, bahkan sudah sempat disampaikan kepada Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

"Tahun ini, kami sedang menjajaki kerja sama dengan Ditjen PSDPKP untuk menetapkan salah satu desa di Kepri, menjadi desa pengelola industri pengolahan ikan sus kering supaya menjadi ikon baru daerah ini," ujar Ersthi.

Lebih lanjut ia menyampaikan FIKP UMRAH terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk swasta seperti PT Pulau Nikoi dalam rangka peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi berkelanjutan di kawasan konservasi Taman Wisata Perairan Timur di Pulau Bintan, Kepri.

"Melalui kerja sama ini, kami ingin memaksimalkan pengelolaan kawasan konservasi laut yang berkelanjutan, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Baca juga:
Bea Cukai musnahkan barang ilegal hingga Rp10,2 miliar

PDI Perjuangan raih kursi terbanyak DPRD Kota Tanjungpinang

Lanud RSA Raden Sadjad Natuna gelar donor darah sambut HUT ke-78

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE