Pemprov Kepri lakukan rehabilitasi pelabuhan Letung dengan biaya Rp14 miliar
Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melakukan rehabilitasi pelabuhan Letung di Kecamatan Jemaja, Kabupaten Anambas dengan total anggaran sekitar Rp14 miliar.
"Anggaran rehab pelabuhan ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) APBN 2024," kata Kepala Dishub Kepri Junaidi di Tanjungpinang, Rabu.
Ia menyebut proyek tersebut sudah dilelang sejak bulan Desember 2023, lalu mulai dikerjakan pada bulan Maret 2024. Kepri menjadi provinsi pertama menyelesaikan lelang proyek yang bersumber dari DAK Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Saat ini sudah 60 persen material proyek tiba di lokasi pengerjaan, dan secara keseluruhan akan tiba di akhir Juni 2024.
"Pengerjaan rehabilitasi pelabuhan Letung ditargetkan rampung 8 Oktober 2024," ungkap Junaidi.
Baca juga: Kepri beri insentif Rp2 juta kepada Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Babinpotmar
Junaidi menjelaskan kegiatan rehabilitasi pelabuhan Letung, antara lain penguatan tiang pelabuhan, perapian jalan, serta penerangan listrik melalui solar panel sel sebanyak 20 titik.
Ia menyatakan alasan pihaknya fokus merehabilitasi pelabuhan tersebut karena pelabuhan itu sudah diserahkan Kemenhub kepada Pemprov Kepri melalui serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana serta dokumen (P3D) pelabuhan pengumpan regional meliputi pelabuhan Letung, pelabuhan Dabo Singkep (Kabupaten Lingga) dan pelabuhan Teluk Sasah (Kabupaten Bintan).
Namun demikian, pihaknya saat ini sedang menunggu penyerahan aset pelabuhan Letung dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), karena merupakan aset milik negara yang niliainya dihitung oleh Kemenkeu.
"Kalau untuk penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) dari Kemenhub sudah selesai," ujar Junaidi.
Setelah serah terima aset dari Kemenkeu, kata Junaidi, Dishub Kepri akan menempatkan sejumlah personel unit pelayanan teknis (UPT) pengelola pelabuhan Berhala yang dikepalai oleh Kepala UPT untuk wilayah kerja Natuna dan Anambas.
Lanjut Junaidi menyampaikan bahwa pelabuhan Letung juga memiliki potensi lahan kosong seluas 3.800 meter persegi di sisi darat. Rencananya lahan itu akan dioptimalkan untuk area penumpukan kontainer maupun barang-barang yang singgah di pelabuhan Berhala.
"Akan kita cor dan bisa digunakan untuk fasilitas publik," ungkapnya.
Baca juga: Rasio elektrifikasi Kepri capai 97,9 persen
Ia turut menjelaskan pelabuhan Letung merupakan pelabuhan pengumpan regional, baik untuk penumpang dan barang-barang.
Pelabuhan itu banyak disinggahi kapal-kapal besar, seperti KM Bukit Raya, kapal perintis, tol laut hingga kapal antar kabupaten/kota di Kepri sampai ke Sintete, Provinsi Kalimantan Barat.
Pelabuhan Letung sangat potensial dari segi ekonomi makro, apalagi dalam waktu dekat akan ada dua perusahaan minyak dan gas (migas) yang akan beroperasi di wilayah Letung, sehingga mereka tentu butuh pelabuhan untuk pengiriman kru dan material menuju lokasi pengeboran migas.
"Kalau di pelabuhan Matak sudah sibuk, makanya kita tawarkan pelabuhan berhala dengan kedalaman yang cukup dan fasilitas memadai untuk mendongkrak perekonomian di Letung," demikian Junaidi.
Baca juga:
Kemenag ingatkan masyarakat Batam untuk tidak gunakan visa umrah untuk haji
Dua tersangka kasus pemalsuan surat tanah ditahan Polres Bintan
"Anggaran rehab pelabuhan ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) APBN 2024," kata Kepala Dishub Kepri Junaidi di Tanjungpinang, Rabu.
Ia menyebut proyek tersebut sudah dilelang sejak bulan Desember 2023, lalu mulai dikerjakan pada bulan Maret 2024. Kepri menjadi provinsi pertama menyelesaikan lelang proyek yang bersumber dari DAK Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Saat ini sudah 60 persen material proyek tiba di lokasi pengerjaan, dan secara keseluruhan akan tiba di akhir Juni 2024.
"Pengerjaan rehabilitasi pelabuhan Letung ditargetkan rampung 8 Oktober 2024," ungkap Junaidi.
Baca juga: Kepri beri insentif Rp2 juta kepada Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Babinpotmar
Junaidi menjelaskan kegiatan rehabilitasi pelabuhan Letung, antara lain penguatan tiang pelabuhan, perapian jalan, serta penerangan listrik melalui solar panel sel sebanyak 20 titik.
Ia menyatakan alasan pihaknya fokus merehabilitasi pelabuhan tersebut karena pelabuhan itu sudah diserahkan Kemenhub kepada Pemprov Kepri melalui serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana serta dokumen (P3D) pelabuhan pengumpan regional meliputi pelabuhan Letung, pelabuhan Dabo Singkep (Kabupaten Lingga) dan pelabuhan Teluk Sasah (Kabupaten Bintan).
Namun demikian, pihaknya saat ini sedang menunggu penyerahan aset pelabuhan Letung dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), karena merupakan aset milik negara yang niliainya dihitung oleh Kemenkeu.
"Kalau untuk penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) dari Kemenhub sudah selesai," ujar Junaidi.
Setelah serah terima aset dari Kemenkeu, kata Junaidi, Dishub Kepri akan menempatkan sejumlah personel unit pelayanan teknis (UPT) pengelola pelabuhan Berhala yang dikepalai oleh Kepala UPT untuk wilayah kerja Natuna dan Anambas.
Lanjut Junaidi menyampaikan bahwa pelabuhan Letung juga memiliki potensi lahan kosong seluas 3.800 meter persegi di sisi darat. Rencananya lahan itu akan dioptimalkan untuk area penumpukan kontainer maupun barang-barang yang singgah di pelabuhan Berhala.
"Akan kita cor dan bisa digunakan untuk fasilitas publik," ungkapnya.
Baca juga: Rasio elektrifikasi Kepri capai 97,9 persen
Ia turut menjelaskan pelabuhan Letung merupakan pelabuhan pengumpan regional, baik untuk penumpang dan barang-barang.
Pelabuhan itu banyak disinggahi kapal-kapal besar, seperti KM Bukit Raya, kapal perintis, tol laut hingga kapal antar kabupaten/kota di Kepri sampai ke Sintete, Provinsi Kalimantan Barat.
Pelabuhan Letung sangat potensial dari segi ekonomi makro, apalagi dalam waktu dekat akan ada dua perusahaan minyak dan gas (migas) yang akan beroperasi di wilayah Letung, sehingga mereka tentu butuh pelabuhan untuk pengiriman kru dan material menuju lokasi pengeboran migas.
"Kalau di pelabuhan Matak sudah sibuk, makanya kita tawarkan pelabuhan berhala dengan kedalaman yang cukup dan fasilitas memadai untuk mendongkrak perekonomian di Letung," demikian Junaidi.
Baca juga:
Kemenag ingatkan masyarakat Batam untuk tidak gunakan visa umrah untuk haji
Dua tersangka kasus pemalsuan surat tanah ditahan Polres Bintan
Komentar