Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami inflasi sebesar 2,09 persen di sepanjang tahun 2024 atau turun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 5,04 persen.
"Angka inflasi Kepri sepanjang 2024 masih berada dalam kisaran aman sesuai target nasional sebesar 2,5 persen ± 1 persen," Kepala BPS Kepri Margaretha Ari Anggorowati di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Kamis (2/1).
Margaretha menyatakan bahwa kendali inflasi di Kepri cukup baik sepanjang tahun 2024 berkat sinergi antara pemerintah daerah, organisasi perangkat daerah (OPD) dan sektor swasta.
Ia menyebut ada beberapa penyumbang inflasi di tahun lalu, antara lain kenaikan harga komoditas sayur, ayam, telur, dan santan yang sempat mengalami kelangkaan pada bulan November dan Desember 2024.
"Inflasi 2024 cenderung stabil seiring meningkatnya daya beli masyarakat dan harga komoditas pokok yang terkendali," ujarnya.
Dia juga menjelaskan khusus Desember 2024 atau secara bulanan, inflasi Kepri tercatat sebesar 0,68 persen yang didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti cabai merah, santan segar, dan telur ayam ras.
Sementara, Gubernur Kepri Ansar Ahmad memberikan apresiasi atas laporan komprehensif yang disampaikan BPS Kepri. Ia menekankan pentingnya data statistik sebagai landasan kebijakan strategis pemerintah.
Angka-angka statistik ini bukan hanya informasi, tetapi harus menjadi alat evaluasi bagi setiap OPD untuk mendalami dan merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Baca juga: BP Batam: Fly Over Laksamana Ladi aman dilalui
Ia turut menyoroti keberhasilan Kepri dalam menjaga stabilitas inflasi pada angka 2,09 persen, yang masih dalam batas aman. Inflasi ini penting karena berkorelasi langsung dengan daya beli masyarakat.
"Meski angka pertumbuhan ekonomi tinggi, jika inflasi tidak terkendali, daya beli masyarakat akan tergerus," kata Ansar.
Keberhasilan ini, lanjut Ansar, tidak lepas dari berbagai kebijakan strategis yang telah dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Kepri. Salah satu kebijakan yang memberikan dampak signifikan adalah program pemberian sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dan paket seragam gratis untuk anak sekolah, yang berhasil mengurangi tekanan biaya pendidikan pada masyarakat.
Baca juga: BP2D Kepri sebut pengusiran nelayan Batam jadi atensi bersama
"Selain itu, program ketahanan pangan dan hemat pangan juga menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas harga komoditas pokok, seperti cabai dan beras," ucap Ansar.
Komentar