Batam (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman Suryanegara memastikan bahwa pelaksanaan program transmigrasi lokal di kawasan Batam-Rempang-Galang (Barelang) berlangsung dengan sukarela dan tanpa paksaan.
Program transmigrasi lokal tersebut bertujuan untuk menyelesaikan konflik tanah adat terkait dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.
"Tidak ada namanya program transmigrasi itu menggusur atau merelokasi, tidak ada, karena sesuai dengan perintah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 yang namanya transmigrasi itu harus bersifat sukarela," ucap Iftitah Sulaiman Suryanegara di Sembulang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu.
Jika pihaknya memaksakan masyarakat setempat untuk mengikuti program transmigrasi lokal tersebut, menurut dia, justru hal tersebut bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
Selain itu, dia menuturkan bahwa konsep transmigrasi modern yang tengah pihaknya kembangkan saat ini berbeda dengan penyelenggaraan transmigrasi pada masa lalu.
Mentrans menekankan bahwa program transmigrasi kini tidak hanya memindahkan penduduk, tetapi fokus membangun ekosistem perekonomian baru.
Iftitah menegaskan bahwa Kementerian Transmigrasi (Kementrans) berkomitmen mengembangkan area transmigrasi untuk menjadi kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi (KETT).
Untuk mewujudkan KETT di kawasan Barelang, dia menyatakan bahwa Pemerintah tidak hanya membangun rumah tempat tinggal baru bagi warga, tetapi juga fasilitas pendidikan, termasuk pembelajaran jarak jauh untuk tingkat perguruan tinggi.
Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menyediakan kapal nelayan serta membangun dermaga ikan tangkap beserta tempat pelelangan ikan (TPI) hingga fasilitas cold storage dan packing.
"Di sini luar biasa potensinya, bukan hanya soal pasir silika, melainkan ada wisata bahari dan ada kelautan," ujarnya.
Mentrans berharap pelaksanaan transmigrasi lokal di kawasan Barelang dapat memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan potensi daerah mereka sendiri.
Iftitah menekankan kembali bahwa keputusan untuk mengikuti transmigrasi lokal berada di tangan penduduk.
"Nanti Bapak dan Ibu sendiri yang akan memilih ya apa yang terbaik untuk Bapak dan Ibu sekalian," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin memastikan kegiatan kunjungan kerja Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaeman Suryanegara di Rempang selama tiga hari, akan berjalan aman, tertib dan lancar.
“Alhamdulillah untuk kunjungan Menteri Transmigrasi beserta rombongan termasuk juga unsur Pemerintah Kota Batam, ada pak wali, bu wakil wali kota, beserta rombongan BP Batam, intinya bagaimana kegiatan tersebut akan berjalan aman, tertib dan lancar,” kata Zaenal ditemui di Tanjungbanun, Rempang, Sabtu.
Polresta Barelang, kata dia, mengerahkan personel pengamanan baik yang bersifat terbuka ataupun tertutup memastikan kegiatan Menteri Transmigrasi dan rombongan berjalan aman tertib.
Dia menyebut, ada 60 personel yang dikerahkan untuk memastikan kelancaran kegiatan Mentrans di Rempang hingga pelaksanaan Shalat Idul Fitri mendatang.
“untuk personel di Tanjungbanun, Rempang dan sekitarnya guna memastikan rangkaian aman terkendali itu kami menurunkan personel kurang lebih 60 orang,” katanya.
Mengantisipasi adanya penolakan warga terhadap kunjungan menteri, Zaenal mengatakan bahwa Polri bertindak melihat situasi di lapangan.
Namun, dirinya menyakini masyarakat memahami sebagai negara demokrasi, kebebasan menyampaikan pendapat diatur dalam undang-undang. Hanya saja, dipastikan aksi tersebut tidak mengganggu atau menghalangi hak orang lain.
“Apalagi dalam hal ini kunjungan Pak Menteri yang tujuannya memajukan wilayah Rempang dan sekitarnya,” kata Zaenal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentrans pastikan warga tak dipaksa ikut transmigrasi lokal di Rempang
Komentar