Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) menerapkan pelatihan kerja berbasis metode pembelajaran campuran atau dikenal dengan istilah blanded learning.
Metode pembelajaran campuran ini menggabungkan pembelajaran tatap muka (konvensional) dengan pembelajaran daring (online) secara terstruktur dan sistematis.
"Penerapan awal metode blanded learning adalah berupa pelatihan program pengolahan data menggunakan Microsoft Excel-Level Basic," kata Kepala Disnakertrans Kepri Dicky Wijaya di Tanjungpinang, Kamis.
Dicky menyebut, pelatihan kerja Microsoft Excel itu bertujuan membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menggunakan Microsoft Excel untuk berbagai keperluan pekerjaan.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja, kemampuan analisis data, dan pengambilan keputusan berdasarkan data, serta meningkatkan daya saing di pasar kerja.
Pelatihan ini, kata Dicky, melibatkan peserta dari Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, dan Kota Tanjungpinang. Pelatihan telah berlangsung selama 24-26 Juni 2025.
Baca juga: Bakamla jemput 3 ABK kapal Pulau Buru setelah dibebaskan Malaysia
Menurut Diky, pelatihan vokasi tidak hanya mengenai keterampilan teknis (hardskill), tetapi juga harus dibarengi dengan penguatan softskill, integritas, dan etos kerja.
Ia mengajak semua pihak untuk memberi perhatian khusus pada kelompok rentan seperti keluarga miskin, putus sekolah, dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) agar pelatihan benar-benar memberikan dampak yang merata dan berkelanjutan.
Lanjutnya menyampaikan penerapan metode blanded learning ini juga dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan nota kesepakatan perjanjian kerja sama antara Disnakertrans Kepri dengan perusahaan industri di Kabupaten Bintan, yaitu PT Nanshan Fashion Bintan Indonesia bergerak di bidang industri tekstil dan konveksi, dan PT Bintan Celular Indonesia fokus pada pengembangan dan produksi panel tenaga surya.
Kerja sama tersebut mencakup perencanaan pelatihan, penyediaan fasilitas pelatihan dan sertifikasi.
"Peserta pelatihan akan mengikuti program pemagangan alumni dan instruktur, serta penempatan tenaga kerja lulusan pelatihan ke dalam industri terkait," ungkapnya.
Dicky menjelaskan bahwa kerja sama ini sangat penting dalam menciptakan tenaga kerja kompeten yang adaptif terhadap tuntutan Revolusi Industri 5.0 yang menekankan integrasi antara manusia dan teknologi canggih.
Langkah ini merupakan sebuah inovasi Pemprov Kepri dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah, sekaligus menandai upaya konkret dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan modern yang menuntut fleksibilitas pembelajaran dan sinergi multisektor.
“Langkah-langkah seperti ini sangat penting sebagai bentuk dukungan bagi para pencari kerja dan calon tenaga kerja agar memiliki kompetensi unggul, sekaligus membuka peluang kerja baru yang lebih luas di Kepri,” demikian Dicky.
Baca juga: Sebanyak 6.203 jamaah haji tiba di Batam
Baca juga: DLH Batam gelar uji emisi gratis targetkan 1.500 kendaraan roda empat
Komentar