Disdik Batam tangani 1.039 siswa SMP belum tertampung lewat layanan posko

id kepri batam,disdik batam,spmb,murid baru

Disdik Batam tangani 1.039 siswa SMP belum tertampung lewat layanan posko

Kepala Disdik Kota Batam Tri Wahyu Rubianto. ANTARA/Amandine Nadja

Batam (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menangani 1.039 siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belum tertampung dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Tri Wahyu Rubianto menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan solusi bagi siswa yang belum diterima.

“Sebanyak 1.039 siswa jenjang SMP belum tertampung, maka kami membuka posko layanan di Gedung Gurindam, Kantor Disdik, mulai 2 sampai 4 Juli. Posko ini ditujukan bagi siswa yang belum mendaftar atau tidak lolos seleksi di sekolah pilihannya,” ujarnya di Batam, Rabu.

Dari total rencana daya tampung (RDT) sebanyak 15.039 kursi, tercatat 12.238 siswa mendaftar, dan sebanyak 12.065 siswa telah dinyatakan lulus seleksi masuk SMP Negeri.

Melalui posko ini, siswa akan didata dan dipetakan ke sekolah negeri lain yang masih memiliki ketersediaan kursi. Namun sebagai catatan, penempatan ini bergantung pada kesiapan orang tua untuk menerima sekolah yang ditunjuk oleh dinas.

Langkah ini diambil guna memastikan seluruh anak usia sekolah tetap mendapatkan akses pendidikan, terlepas dari kendala teknis yang mereka hadapi selama proses SPMB.

Tri menyebutkan sejumlah kendala yang muncul, antara lain masalah Kartu Keluarga (KK) yang belum berusia satu tahun dan penggunaan alamat di luar wilayah Batam.

“Sebanyak 984 kasus serupa terjadi di jenjang SD, dan 441 kasus di tingkat SMP. Ini berdampak pada hasil seleksi jalur zonasi yang berbasis domisili,” kata Tri.

Baca juga: Pemko Batam sasar peserta didik baru untuk Cek Kesehatan Gratis

Selain itu, Disdik juga menerima 995 laporan dari masyarakat terkait proses pendaftaran.

Dari jumlah tersebut, 778 berasal dari peserta yang telah memiliki akun SPMB, sedangkan 217 lainnya hanya mengisi formulir pengaduan tanpa menyelesaikan proses pendaftaran daring.

Tri juga mengingatkan bahwa sekolah negeri tidak diizinkan menambah rombongan belajar (rombel) secara sepihak karena sistem Dapodik (Data Pokok Pendidikan) akan menolak data siswa yang masuk di luar kapasitas.

“Jika dipaksakan, siswa tidak akan tercatat dan tidak bisa mendapatkan ijazah karena tidak terdata secara resmi,” katanya menegaskan.

Meskipun beberapa sekolah favorit telah penuh, saat ini masih tersedia kursi di 38 dari total 45 SMPN di Batam. Kuota ini akan digunakan untuk menampung siswa yang belum mendapat tempat.

Tri menambahkan bahwa jalur afirmasi telah diprioritaskan lebih awal, sehingga sisa kuota bisa digunakan oleh peserta dari jalur domisili. Dengan strategi ini, Disdik Batam berupaya agar tidak ada bangku kosong yang tersisa.

“Kami ingin pastikan semua anak usia sekolah bisa mendapatkan pendidikan. Lewat kombinasi jalur zonasi, afirmasi, prestasi, dan perpindahan orang tua (mutasi), serta layanan posko, kami pastikan akses pendidikan tetap terbuka bagi seluruh warga Batam,” tutup dia.

Baca juga: Gubernur Ansar sebut pembangunan Jembatan Batam-Bintan segera dilelang

Pewarta :
Uploader: Nadilla
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE