Batam (Antara Kepri) - Salah satu produsen telepon seluler asal Singapura, PT Infocus Consumer International Indonesia merealisasikan investasi Rp50 miliar melalui program ijin investasi tiga jam (i23j) Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Batam.
"Perusahaan asal Singapura akan memproduksi telepon seluler dengan kapasitas produksi 300.000 pertahun di Pelita Batam," kata Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam Gusmardi Bustami saat menghadiri serah terima dokumen i23j di PTSP BP Batam, Senin.
Program i23j, merupakan program unggulan PTSP BP Batam untuk mempermudah dan menarik investasi masuk kawasan tersebut yang diluncurkan sejak akhir 2016 lalu.
"Untuk menjalankan usahannya, perusahaan tersebut akan membutuhkan sekitar 250 orang tenaga kerja. Program ini menjadi unggulan kami untuk menarik investor," kata dia.
Sebelumnya, kata dia, terdapat empat perusahaan beroperasi dengan memanfaatkan fasilitas i23j dan KILK (kemudahan investasi langsung konstruksi) yakni PT Blackmagic Design Manufacturing (Australia) dengan nilai investasi 4 juta dolar AS, PT Esun International Utama Indonesia (Singapura) nilai investasi 4 juta dolar AS dan PT LNG Easy Batam (Singapura) dengan investasi 88 juta dolar AS serta PT Enerco RPO International (PMDN) investasi 90 juta dolar AS.
"PT Infocus Consumer International Indonesia merupakan perusahaan kedua yang memanfaatkan fasilitas i23j pada 2017," kata dia.
Menurutnya, hingga saat ini akan ada 10 perusahaan lain yang akan berinvestasi pada 2017 diantaranya PT GMF Aeroasia, PT Feen Marina, KPJ Johor Specialist Hospital, PT KOH Brothers, 1-Net, Asus, PT Googwood Investama, Enol Plc, dan Tsuneishi Shipbuilding.
Gusmardi meyakini pihaknya akan terus menjamin proses perijinan yang lebih mudah dan cepat melalui sistem layanan tersebut baik untuk investor asing maupun domestik.
"BP Batam akan terus berupaya agar calon investor semkin mudah berinvestasi di Batam. Berbagai terobosan dalam bidang perijinan terus dilakukan," kata Gusmardi.
Meskipun kondisi perekonomian global hingga saat ini belum sepenuhnya pulih dari krisis, namun sejumlah negara kawasan Asia dan Eropa masih memilih Batam menjadi salah satu lokasi untuk penanaman modal.(Antara)
Editor: Niko
Komentar