Batam (Antaranews Kepri) - Bank Indonesia mengumumkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan III-2018 sebesar 3,74 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,51 persen (yoy).
"Ekonomi Kepri tumbuh melambat sebesar 3,74 persen (yoy) pada triwulan III-2018, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2018 sebesar 4,51 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Kepri, Jumat.
Pertumbuhan ekonomi Kepri triwulan III-2018 juga lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Sumatera yang mencapai 4,72 persen (yoy) dan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,17 persen (yoy).
Ia mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa sisi.
Dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi Kepri disumbang oleh menurunnya konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor luar negeri.
Bila konsumsi rumah tangga yang pada triwulan sebelumnya meningkat karena perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, maka memasuki triwulan III sudah kembali normal.
Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga dipengaruhi melemahnya sektor ekonomi utama Kepri seperti industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi.
"Pelemahan konsumsi rumah tangga terkonfirmasi dari impor barang konsumsi yang melambat. Impor barang konsumsi pada triwulan III 2018 tumbuh melambat sebesar 6,87 persen (yoy) dibandingkan dengan triwulan lalu yang tumbuh 109,41 persen (yoy)," kata dia.
Sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh melambat seriring telah dilaksanakannya pemberiah Tunjangan Hari Raya kepada PNS dan pensiunan PNS pada triwulan II-2018.
Kinerja konsumsi pemerintah tumbuh melambat dari 16,95 persen (yoy) di triwulan II-2018 menjadi tumbuh sebesar 1,13 persen di triwulan III-2018.
Perlambatan konsumsi pemerintah tercermin dari perlambatan realisasi belanja tanpa modal APBN.
Dan ekspor Kepri mengalami perlambatan dan berdampak pada kontraksi net ekspor luar negeri.
Ekspor mencatatkan perlambatan pertumbuhan sebesar 5,36 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,97 persen (yoy).
Kontraksi ekspor migas menyebabkan kinerja ekspor luar negeri mengalami perlambatan. Ekspor migas Kepri pada triwulan III-2018 tercatat mengalami kontraksi sebesar 20,86 persen (yoy) lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 56,61 persen (yoy).
"Ekspor non migas Kepri pada triwulan III 2018 tercatat tumbuh melambat sebesar 5,09 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan ekspor triwulan II-2018 yang tumbuh sebesar 8,00 persen.
Sedangkan dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi Kepri disebabkan oleh penurunan kinerja sektor industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan.
Berita Terkait
DPRD Kepri saran pusat izinkan daerah kelola sisa bijih bauksit
Jumat, 26 April 2024 7:45 Wib
JCH Embarkasi Batam berangkat gunakan Saudi Airlines
Kamis, 25 April 2024 19:23 Wib
PLN tambah dua unit mesin ke Pulau Serasan-Natuna
Kamis, 25 April 2024 17:09 Wib
Kemenag minta PPIH beri layanan prioritas pada calon haji lansia
Kamis, 25 April 2024 16:57 Wib
Kemenag Kepri layani sebanyak 9.130 calon haji di Asrama Haji Batam
Kamis, 25 April 2024 16:40 Wib
Kementerian ESDM tetapkan 15 situs di Natuna sebagai warisan geologi
Kamis, 25 April 2024 15:26 Wib
KNTI minta pemerintah pusat sikapi serius penahanan nelayan di Malaysia
Kamis, 25 April 2024 14:21 Wib
Polres Bintan-Kepri tangkap seorang pria penanam pohon ganja di kebun
Kamis, 25 April 2024 13:31 Wib
Komentar