Kelulusan siswa di Lingga diwarnai aksi coret baju

id Mencoret baju masih warnai kelulusan siswa di Lingga

Kelulusan siswa di Lingga diwarnai aksi coret baju

Terlihat beberapa pelajar SMA saat berada di salah satu Cafe di Dabosingkep, usai sholat Tarawih (Nurjali)

Kami diminta pakai baju kurung, tapi ada juga teman yang ganti baju sekolah, tapi kalau saya dan teman-teman menganggap itu sangat tidak penting dan bajunya lebih baik kami sumbangkan, ke adek-adek kelas yang membutuhkan
Lingga, Kepri (ANTARA) - Sebagian besar siswa di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau masih mencoret-coret baju seragam putih abu-abu dalam merayakan kelulusan meski dilarang.

Menurut mereka aksi mencoret baju dilakukan sebagai bentuk suka cita, atau senang-senang ketika dinyatakan lulus oleh sekolah.

"Menurut saya, mencoret baju itu memang tidak ada hasil dampak positif sama sekali, tapi buat kenang-kenangan saja dan 'happy-happy'," ujar salah satu siswi Sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Lingga, kepada Antara, Selasa.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak sekolah, agar siswa siswinya tidak melakukan konvoi dan mencoret-coret pakaian. Namun larangan tersebut tidak membuat sebagian siswa yang lulus, takut melakukannya berbagai cara mereka lakukan agar tetap bisa mencoret baju dan melakukan kumpul-kumpul usai menerima nomor kelulusan.

Seakan tidak mempedulikan suasana bulan Ramadhan, para pelajar ini tidak segan-segan melakukan aksi coret baju dengan cat semprot. Bahkan ada di antara mereka yang melakukan, kegiatan-kegiatan vulgar yang terlihat di taman-taman kota Dabosingkep, hingga malam hari dan selesai sholat tarawih. 

"Kalau mau baik, bajunya memang lebih baik kami sumbangkan, dan beli cat pylox juga mahal, tapi karena ada kawan lain yang buat kami juga ingin buat," sebut siswa lainnya.

Walaupun aksi coret baju tersebut, banyak dilakukan oleh siswa-siswi dari beberapa sekolah di Kabupaten Lingga. Namun beberapa siswa lainnya, banyak juga yang memilih tidak mencoret coret bajunya, sesuai dengan edaran sekolah yang menyarankan agar anak-anak tersebut menggunakan pakaian baju kurung.

"Kami diminta pakai baju kurung, tapi ada juga teman yang ganti baju sekolah, tapi kalau saya dan teman-teman menganggap itu sangat tidak penting dan bajunya lebih baik kami sumbangkan, ke adek-adek kelas yang membutuhkan," kata Lazuardi salah satu siswa di SMK Negeri, di Kabupaten Lingga.

Larangan konvoi dan mencoret-coret seragam sekolah tersebut, sudah diedarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga. Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Junaidi Adjam mengatakan masih adanya siswa yang melakukan aksi negatif tersebut, karena memang beberapa siswa melakukannya tidak berada di lingkungan sekolah.

"Kita sudah buat edaran, tapi mereka curi-curi cara agar tetap dapat mencoret baju sekolah mereka," sebutnya. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE