Gandeng IPB, Ajinomoto luncurkan School Lunch Project

Jakarta (ANTARA News) -- Dalam rangka membantu mewujudkan perbaikan gizi anak-anak di lingkungan sekolah, PT Ajinomoto Indonesia melalui aktivitas Ajinomoto Shared Value (ASV) bekerjasama menyelenggarakan School Lunch Project (SLP) di Pondok Pesantren Darrussalam yang terletak di Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kota Bogor.

Ahli Gizi IPB Dr. Rimbawan mengatakan, secara umum SLP bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang serta perilaku hidup bersih dan sehat, melalui pendidikan gizi dan penyediaan makan siang bagi para santri untuk mendukung mewujudkan anak sekolah yang sehat dan berprestasi.

"Karena di usia itu mereka sedang aktif melakukan kegiatan sekolah dan juga sedang masuk masa pertumbuhan. Oleh karena itu, pasokan nutrisi yang baik sangat penting bagi mereka," ujarnya.

Hasil Riskesdas pada 2005 menunjukan bahwa prevalensi anemia pada kelompok umur 5 sampai 24 tahun masih cukup tinggi yaitu 26,4 persen. Penderita anemia pada kelompok usia 5 sampai 14 tahun tercatat 18,4 persen. Berdasarkan data tersebut, prevalensi anemia paling besar terjadi pada kelompok remaja putri sebesar 28 persen.

"Akibatnya mereka jadi mudah lelah, menurunkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar menjadi rendah dan dapat menurunkan produktivitas, selain itu anemia juga dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi," lanjut Rimbawan.

Kegiatan yang diikuti oleh 434 santri selama 18 bulan ini meliputi rangkaian kegiatan pendidikan gizi dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) serta penyediaan makan siang santri mulai awal Februari hingga akhir Desember 2018. Penyediaan makanan akan dilakukan dalam 2 periode yaitu semester ganjil dan genap  sebanyak 6 hari makan per minggu, sehingga total hari makan anak akan disesuaikan dengan jadwal akademik sekolah.

Dari hasil School Lunch Project ini, Rimbawan berharap akan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi yang yang terkait gizi dan kesehatan santri, peningkatan berat badan serta perbaikan status gizi dan status anemia santri.
 
"Kami juga berharap program ini dapat diadopsi di pesantren lain atau di sekolah dengan menerapkan kedua program SLP ataupun pendidikan gizi saja," pungkasnya.

 
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024