Harga Cabai di Tanjungpinang Mulai Turun

id harga, cabai, tanjungpinang, kepulauan riau, turun

Harga Cabai di Tanjungpinang Mulai Turun

Cabai merah di pasar. (kepri.antaranews.com/Rusdianto)

Tanjungpinang (ANTARA News) - Harga cabai merah di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau mulai mengalami penurunan sejak dua hari lalu dari Rp75.000 menjadi Rp58.000 per kilogram.
       
Hal yang sama juga terjadi pada cabai rawit yang mulai mengalami penurunan sejak dua hari lalu dari Rp70.000 menjadi Rp48.000/kg, kata Eli (42), pedagang sayur-mayur di Pasar Baru Tanjungpinang, Kamis.
       
"Kemungkinan besok kedua jenis cabai yang diminati masyarakat tersebut kembali mengalami menurunan harga," ungkapnya. 
  
Cabai merah dan rawit yang berasal dari Jawa Tengah itu, sempat mengalami kenaikan harga yang tinggi mulai awal Desember 2010. Saat itu, kata dia, harga cabai merah dan rawit naik dari sekitar Rp20.000/kg menjadi Rp30.000/kg.
       
Setiap hari selama Desember 2010 harga cabai merah meroket hingga mencapai Rp75.000/kg, sementara cabai rawit Rp58.000/kg. Kenaikan harga cabai merah dan rawit itu mempengaruhi tingkat permintaan.
       
Sebelum tahun 2010, pedagang di Pasar Baru Tanjungpinang menjual cabai merah dan rawit di bawah Rp10.000/kg. Pedagang berharap harga cabai merah dan rawit kembali turun, diikuti dengan penurunan harga barang dan jasa lainnya.
       
"Kenaikan harga cabai merah dan rawit yang parah belum pernah terjadi sebelum tahun 2010," ujarnya.
       
Hal senada dikatakan Fahmi (43), salah seorang pedagang di Pasar Baru Tanjungpinang. Menurutnya, sampai sekarang masyarakat lebih tertarik membeli cabai merah kering meski harganya juga mengalami kenaikan, namun tidak separah cabai merah dan rawit.
       
Harga cabai merah kering belum pernah naik hingga di atas harga Rp40.000/kg, sementara harga cabai merah dan rawit tiga kali lebih tinggi dari harga daging ayam dan ikan.
       
Pedagang hanya mengambil keuntungan sebesar Rp2.000-Rp3.000 untuk setiap kilogram cabai merah dan rawit yang terjual.
       
"Pendapatan kami menurun, karena cabai merah dan rawit tidak laku," ungkapnya. (ANT-NP/P004/Btm2)

   

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE