Batam (Antara Kepri) - Wali Kota Batam Kepulauan Riau Ahmad Dahlan meluncurkan kembali buku, Sejarah Melayu, buah karyanya di Batam, Selasa, setelah buku yang sama diluncurkan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Peluncuran ulang buku yang bercerita tentang sejarah suku Melayu itu sengaja dilakukan di Batam, tempat kelahiran penulis, Wali Kota Batam.
Berbeda dengan peluncuran buku di Jakarta yang diisi bedah buku dengan narasumber Taufik Ismail, maka di Batam, peluncuran buku diwarnai kesaksian sejarah Melayu.
Ahmad Dahlan bercerita buku itu ditulis untuk menjawab keresahannya akan dokumen sejarah Melayu yang dianggap sangat minim.
"Ini berawal dari kerinduan terhadap tradisi yang saya dapat semasa kecil," kata pria yang mendapatkan gelar doktor untuk bidang studi Sejarah Tamaddun dari University of Malaya Kuala Lumpur Malaysia.
Ahmad Dahlan yang menghabiskan masa kuliah di Yogyakarta itu mengatakan mulai merindukan nilai-nilai Melayu saat menimba ilmu di Pulau Jawa.
Kerinduan itu makin membuncah saat selama berpuluh tahun ia mengabdi bekerja di Otorita Batam (sekarang bernama Badan Pengusahaan Batam). Karena di institusi itu, Budaya Melayu tidak terlalu digunakan, mengingat mayoritas pekerjanya adalah pendatang.
Untuk menjawab kerinduan itu, maka ia menulis buku. Agar tidak hilang Melayu di bumi.
Apalagi, kata suami Mariana Johan itu menambahkan, referensi tentang sejarah melayu sulit ditemukan di Indonesia. Sejarah Melayu hanya banyak ditemukan di Singapura dan Malaysia.
"Itupun tidak membahas secara detail tentang kerajaan yang ada di dalamnya, seperti kerajaan Riau-Lingga maupun Masjid Penyengat," kata dia.
Mantan Humas OB itu bercerita, ia memulai menulis buku saat berada di Kabupaten Lingga, Kepri sekitar lima tahun yang lalu. Di Lingga, ia melihat banyak sisa-sisa sejarah kejayaan Kerajaan Riau-Lingga.
"Buku ini juga diselesaikan di Lingga, saat saya sosialisasi pelaksanaan MTQ Nasional Batam," kata dia.
Buku Sejarah Melayu karya Ahmad Dahlan terdiri dari 30 bab di luar pendahuluan dan penutup. Buku itu memuat kisah mulai dari sejarah kerajaan, runtuhnya kerajaan hingga masa kemerdekaan RI serta bahasa melayu sebagai sumber bahasa resmi bangsa.
"Setiap bab membahas terperinci, seperti Gurindam 12 satu bab, sejarah Hang Tuah juga memiliki bab tersendiri dan lain sebagainya," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Pemkot Batam terima hibah sistem pengendalian lalu lintas Rp17,2 miliar
Rabu, 8 Mei 2024 18:11 Wib
Gubernur Kepri Ansar Ahmad minta Malaysia lepas nelayan Natuna yang ditahan
Rabu, 8 Mei 2024 16:30 Wib
Bandara Hang Nadim Batam siap layani angkutan haji
Rabu, 8 Mei 2024 15:07 Wib
DJP Kepri sita aset wajib pajak Rp2 miliar
Rabu, 8 Mei 2024 14:55 Wib
Jokowi: Pencalonan Kaesang di Pilkada 2024 urusan partai
Rabu, 8 Mei 2024 11:53 Wib
Indonesia kecam serangan Israel di Kota Rafah Gaza
Rabu, 8 Mei 2024 7:02 Wib
Kemenag ingatkan masyarakat Batam untuk tidak gunakan visa umrah untuk haji
Selasa, 7 Mei 2024 18:30 Wib
Tiga calon haji di Kota Batam tunda keberangkatan ke Tanah Suci tahun ini
Selasa, 7 Mei 2024 16:22 Wib
Komentar