Kenduri Ruah, Tradisi Jelang Ramadhan di Pulau Penyengat

id Kenduri Ruah, Tradisi Jelang, Ramadhan di Pulau, Penyengat

"Karena pada bulan Sya'ban ini kami anggap sebagai bulan dimana muslim memohon doa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim, " kata Ketua Masjid Penyengat Raja Haji Abdul Rahman.
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Tahlil Jamak atau Kenduri Ruah yang rutin dilakukan masyarakat Pulau Penyengat
setiap menyambut bulan suci Ramadhan adalah tradisi turun temurun berisikan dzikir dan doa kepada Allah SWT.

Kenduri Ruah yang tepatnya dilakukan pada bulan Sya'ban jelang Ramadhan tersebut memiliki keistimewaan berupa doa kebaikan yang diberikan anak kepada almarhum orangtuanya atau sesama muslim yang lebih dulu meninggalkan dunia.

"Karena pada bulan Sya'ban ini kami anggap sebagai bulan dimana muslim memohon doa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim, " kata Ketua Masjid Penyengat Raja Haji Abdul Rahman, Jumat.

Selain doa, antusias masyarakat Pulau Penyengat juga terlihat dari jamuan kenduri yang diberi melalui sumbangan sukarela, seperti makanan dan minum konsumsi khas pulau tersebut. 

"Yang penting adalah doanya, karena tahlil jamak ini selain tradisi, kegiatan dzikir dan doa yang dilakukan merupakan ajaran agama Islam," katanya.

Pada tahlil jamak kali ini, Ketua Masjid Penyengat  mengharapkan Indonesia khususnya Tanjungpinang semakin baik dan terlindung dari ancaman dan gangguan yang dapat merusak serta mengikis kesejahteraan masyarakat. 

Selain itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Tanjungpinang, Raja Al Hafiz mengatakan, awalnya tradisi ini dilakukan secara individu setiap masyarakat Melayu. 

Namun, tradisi tersebut disatukan sejak berdirinya Masjid Penyengat, sehingga sampai saat ini kenduri ruwah masih dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut. 

"Secara individu juga masih bisa dilakukan,  hanya saja secara berjamaah kenduri ini menjadi tradisi dilakukan di masjid," kata Raja Al Hafiz. 

Dipilihnya hari Jumat sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan kenduri, dikarenakan keistimewaan yang terkandung dalam hari Jumat tersebut. Tapi bisa dilakukan dihari selain Jumat.

Sementara itu, peziarah yang berasal dari Kabupaten Bintan, Sofyan mengaku suasana menyambut Ramadhan tersebut memang ditunggu lama olehnya. 

Bahkan dengan membawa keluarga, kunjungan Sofyan juga sebagai upaya memberikan pemahaman sejarah peradaban Islam di Tanah Melayu kepada pihak keluarga. 

"Supaya anak saya tau, bahwa Kepri memiliki masjid bersejarah dan memiliki tradisi Islam yang kental, " ujar Sofyan. 

Pernyataan serupa juga di sampaikan wisatawan Singapura berketurunan Hindustan, Bikhram yang mengaku kebudayaan dan ramah tamah  masyarakat Tanjungpinang jauh lebih baik dari pergaulan masyarakat di negara lain.

"Disini tenang dan damai beda dengan di negara lain," ujar Bikhram.

Sementara menurut rekan touringnya, Sri Devi, tradisi budaya di Tanjungpinang khususnya Penyengat sangat bagus dan bersahabat. 

"Kami akan rutin mengunjungi Tanjungpinang dan tempat bersejarah di Indonesia karena Indonesia bagus," katanya.

Termasuk pernyataan gaet dari travel pelangi, Sandi yang berencana akan membuat agenda ke Penyengat untuk para wisman yang menggunakan jasa travel tersebut. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE