Pemkab Karimun Belum Berlakukan Sekolah Sehari Penuh

id pemkab,karimun,belum,berlakukan,sekolah,sehari,penuh

Sekolah-sekolah di kawasan pesisir atau hinterland tentu memiliki tantangan dan hambatan yang berbeda dibandingkan sekolah di perkotaan. Jadi, kita akan kaji dulu bagaimana dampaknya jika FDS kita terapkan
Karimun (Antara Kepri) - Pemerintah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau belum menerapkan Sekolah Sehari Penuh, meskipun beberapa sekolah swasta dan negeri mulau melaksanakanya.
        
"Secara umum belum bisa kita terapkan, tapi ada beberapa sekolah swasta dan negeri yang mulai melaksanakannya," kata Kepala Dinas Pendidikan Karimun Bakri Hasyim di Tanjung Balai Karimun, Rabu.
        
Kemendikbud, lanjut dia, akan menggelar rembuk nasional pada pekan depan, terkait rencana pemberlakuan Sekolah Sehari Penuh.
        
Bakri Hasyim mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, secara nasional mulai memberlakukan Sekolah Sehari Penuh dengan sistem percontohan pada tahun pelajaran 2017/2018, termasuk di Kabupaten Karimun.  
   
Sekolah Sehari Penuh belum dapat dilaksanakan secara luas karena harus mempertimbangkan kesiapan sekolah, baik tenaga pengajar, anak didik maupun fasilitas belajar mengajar.
        
Kondisi geofrafis kabupaten perbatasan yang berpulau-pulau, lanjut Bakri, berbeda dibandingkan daratan seperti Pulau Sumatera atau Jawa, sehingga pihaknya perlu memperhitungkan dampaknya bagi anak didik, terutama di pulau-pulau.
        
"Sekolah-sekolah di kawasan pesisir atau hinterland tentu memiliki tantangan dan hambatan yang berbeda dibandingkan sekolah di perkotaan. Jadi, kita akan kaji dulu bagaimana dampaknya jika FDS kita terapkan," tuturnya.        
     
"Sekolah Sehari Penuh ada positifnya, tapi tentu harus kita kaji dampak negatifnya bagi anak-anak di pulau-pulau yang harus menyeberang untuk belajar di sekolah," tuturnya.
        
Secara terpisah, praktisi pendidikan Raja Zuriantiaz berpendapat Sekolah Sehari Penuh tidak efektif diterapkan di Karimun mengingat kondisi geografisnya yang terdiri atas pulau-pulau.
        
"Karimun belum siap untuk menerapkan Full Day School (FDS). Anak-anak di pulau akan kesulitan, apalagi bagi mereka yang bersekolah dengan menyeberang lautan," ucapnya.
        
Sekolah Sehari Penuh, lanjut dia, akan menimbulkan persoalan baru dalam mencapai keberhasilan program pembelajaran bagi anak didik sekolah "hinterland".
        
"Sekolah Sehari Penuh kan belajarnya sampai sore, apalagi mereka kebanyakanya membantu orang tua seusai sekolah. Kita khawatir banyak yang berhenti sekolah gara-gara harus sekolah sampai sore," ujarnya.
        
Selain itu, kata dia lagi, penerapan Sekolah Sehari Penuh tidak bisa diberlakukan secara menyeluruh, apalagi masing-masing daerah memiliki karakteristik dan kultur yang beranekaragam.
        
"Di Kepri saja, yang terdiri dari tujuh kabupaten/kota memiliki berbagai macam kultur, dan pada umumnya merupakan masyarakat daerah pesisir," ujarnya.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE