Batam (ANTARA News) - Pertumbuhan industri retail Indonesia terhambat ketersediaan sumber daya manusia (SDM), kata Store Operation Director Matahari Departement Store, Sunny S.
Sunny mengatakan belum banyak SDM yang tertarik untuk bergabung dengan industri retail.
"Kebanyakan orang maunya bekerja dalam 'office hour', Sabtu-Minggu libur," kata dia.
Sedangkan dalam industri retail Sabtu-Minggu adalah waktu keuntungan, sehingga pekerjanya tidak libur.
Untuk memenuhi kebutuhan SDM, ia mengatakan Matahari kerap mengambil pekerja siap pakai dari Medan.
Seperti di Batam, kata dia melanjutkan, sebagian besar pekerja lulusan SLTA memilih bekerja di industri elektronik di pabrik-pabrik. Padahal kesempatan untuk bergabung dalam industri retail besar.
Ia mengatakan sebagian besar pekerja Matahari Departemen Store di Batam berlatar belakang pekerja pabrik yang alih profesi.
Menurut dia, jenjang karir industri retail lebih menjanjikan ketimbang industri elektronik di pabrik.
"Matahari Departemen Store ada jenjang kariernya," kata dia.
Tiga gerai Pusat Perbelanjaan Matahari di Batam, Mega Mal Batam Centre, Nagoya Hill dan Kepri Mal menyerap 1.300 pekerja, yang 90 persen di antaranya warga Batam.
Mengenai persaingan usaha industri retail, ia mengatakan Matahari tetap unggul dibanding pesaing bisnis serupa.
"Persentasenya tidak bisa saya sebutkan, kami tetap yang terbesar," kata dia.
Sementara itu, Director of Corporate Secretary and Legal Matahari Departemen Store Miranti Hadisusilo mengatakan potensi pertumbuhan industri retail di Kota Batam tinggi.
"Kami sangat optimis potensi Batam sangat tinggi dan baik," kata dia.
PT Matahari Departement Store membuka gerai ke-94 di Indonesia yang berlokasi di Kepri Mal.
Gerai ke-tiga di Batam itu, kata dia, merupakan yang terbesar di Batam dengan luas toko 7.000 meter persegi. (Y011/B012/Btm2)
Komentar