Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, menyiapkan program beasiswa khusus bagi warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan menjadi dokter spesialis dan bersedia mengabdi di wilayah itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Natuna, Hikmat Aliansyah, di Natuna, Rabu, mengatakan program pendidikan ini akan mulai berjalan pada 2025 dengan kuota sebanyak tujuh orang dokter.
Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis spesialis yang masih terbatas di wilayah Natuna.
"Dari jumlah tersebut, empat akan didanai oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan tiga lainnya menjadi tanggungan Pemkab Natuna," ucap dia.
Kehadiran dokter spesialis baru nantinya diharapkan mampu memperkuat layanan kesehatan masyarakat, sehingga pasien tidak selalu harus dirujuk ke luar daerah untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Beasiswa ini akan difokuskan pada bidang penyakit dalam, bedah, kebidanan dan kandungan (obstetri-ginekologi), anak, patologi klinik, anestesi, serta radiologi. Semua bidang tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan di fasilitas kesehatan daerah.
"Kesempatan beasiswa terbuka luas, baik untuk pegawai negeri sipil (PNS) maupun fresh graduate. Syarat utamanya, peserta bukan merupakan dokter on going (yang sedang menempuh pendidikan spesialis)," ujar dia.
Proses seleksi nantinya akan dilakukan terlebih dahulu di tingkat kabupaten, lalu dilanjutkan dengan seleksi lanjutan di kampus masing-masing yang dituju.
Pemkab Natuna menegaskan tidak ada calon yang diprioritaskan secara khusus. Semua peserta akan melalui tahapan seleksi sesuai dengan aturan yang berlaku, dan keputusan akhir tetap berada di pihak kampus.
"Bagi dokter yang lolos program beasiswa ini, terdapat kewajiban untuk mengabdi di Natuna dengan masa kerja minimal 10 tahun. Jika sebelum masa pengabdian tersebut mereka memutuskan berhenti atau keluar, maka diwajibkan mengganti biaya pendidikan hingga 20 kali lipat," ujar dia.
Biaya pendidikan yang akan ditanggung pemerintah diperkirakan mencapai Rp200 juta per tahun untuk setiap peserta. Dengan rata-rata masa pendidikan empat tahun.
"Total biaya yang dikeluarkan untuk satu dokter spesialis bisa mencapai Rp800 juta hingga program selesai," ujar dia.

Komentar