Batam (Antara Kepri) - Industri pariwisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau membutuhkan kepastian hukum terkait perizinan labuh kapal yacht berbendera asing dan aturan imigrasi lainnya untuk wisatawan mancanegara yang datang menggunakan yacht.
"Diperlukan kemudahan perizinan untuk kapal yacht, keimigrasian dan birokrasi yang cepat," kata Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo di Batam, Kamis.
Ia mengatakan daerah-daerah di Kepri potensial untuk dikembangkan sebagai daerah wisata bahari kapal yacht milik wisman. Apalagi selama ini sudah ada beberapa acara pelayaran bersama pemilik kapal yacht yang mengarungi Selat Malaka dari Singapura ke Batam.
Namun, potensi itu belum tergarap dengan baik, karena perizinan yang dianggap masih sulit untuk pendaratan kapal yacht.
Menurut Wakil Gubernur, jika peluang itu ditangkap dan digarap dengan baik, maka akan memberikan dampak domino yang bagus untuk perekonomian masyarakat sekitar.
Ia juga percaya, jika industri pariwisata bahari dimaksimalkan, maka target pemerintah untuk mendatangkan 2,5 juta kunjungan wisman ke Kepri sepanjang 2015 dapat terwujud.
"Saatnya menghadap lautan, laut mengandung sumber daya alam berlimpah, termasuk wisata bahari," kata Wakil Gubernur.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti mengatakan untuk mendorong kunjungan wisman menggunakan yacht, Kementerian Pariwisata berencana membangun pelabuhan kapal layar yacht di Kota Tanjungpinang.
Pembangunan titik labuh itu akan dilakukan menggunakan dana dari APBN 2015 murni.
Sebelumnya, Pemprov Kepri menandatangani Nota Kesepahaman dengan KBRI Singapura terkait promosi dan pengembangan Kepri sebagai pintu gerbang pariwisata bahari.
KBRI Singapura dan Pemprov Kepri sepakat untuk memfasilitasi kelancaran penyelenggaraan wisata bahari di Provinsi Kepulauan Riau bagi wisatawan asing dan kunjungan kapal wisata (yacht) asing yang khusus berasal dari Singapura, terutama di pelabuhan Nongsa Point Marina, Batam, dan Bandar Bintan Telani, Bintan.
Dalam laman kemlu.go.id, Dubes RI untuk Singapura Andri Hadi MSP mengatakan nota kesepahaman itu merupakan penguatan kerjasama yang telah terjalin selama ini antara KBRI Singapura dan Pemprov Kepulauan Riau dalam mempromosikan pariwisata bahari di Indonesia khususnya Kepri.
"Keindahan objek wisata di Kepri tidak diragukan lagi. Wilayah Kepri yang berdekatan dengan Singapura menjadikan prospek wisata bahari di Kepri semakin menarik. Oleh sebab itu, saya mengundang para turis untuk tidak hanya menikmati keindahan wisata bahari di Kepri, namun juga menikmati kuliner dan budaya lokal di Kepri," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Sumbar butuh 150 sabo antisipasi lahar dingin Marapi
Minggu, 19 Mei 2024 9:24 Wib
Satu calon haji Indragiri Hilir gagal jantung di rawat di RSBP Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 20:18 Wib
Bupati Siak paparkan potensi peluang investasi di Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 19:52 Wib
PPIH sebut JCH lansia Embarkasi Batam duduk di kelas bisnis
Sabtu, 18 Mei 2024 17:38 Wib
Pemkot Batam uji coba parkir berlangganan untuk upaya peningkatkan PAD
Sabtu, 18 Mei 2024 15:34 Wib
Kemenkumham Kepri siap bangun zona integritas menuju wilayah bebas korupsi
Sabtu, 18 Mei 2024 12:50 Wib
Pemkab Natuna berikan alat bantu fisik kepada para penyandang disabilitas
Sabtu, 18 Mei 2024 10:33 Wib
3 calhaj Embarkasi Batam sembuh dan tunggu jadwal keberangkatan
Sabtu, 18 Mei 2024 8:34 Wib
Komentar