Dinas LH Pastikan Waduk Duriangkang tidak Tercemar

id dinas,lingkungan,hidup,pastikan,waduk,tidak,tercemar

Dan semuanya masih di bawah ambang batas. Misalnya contoh BOD standar 80 mili gram per liter, terdeteksi 50-60. Layak konsumsi, kalau dari segi lingkungan belum masalah
Batam (Antara Kepri) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Kepulauan Riau memastikan Waduk Duriangkang tidak tercemar, dan kandungan air di dalamnya masih layak konsumsi.
         
"Kami sudah melakukan pengecekan. Dari segi lingkungan, belum ada masalah. Masih layak konsumsi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dendi Purnomo di Batam, Selasa.
         
Dinas Lingkungan Hidup melakukan pemeriksaan di empat lokasi di Waduk Duriangkang, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
         
Dendi menyatakan pihaknya menggunakan 36 parameter kualitas lingkungan untuk air di empat titik itu, mulai dari pengecekan fisik, kandungan kimia dan kandungan mikro biologi.
         
"Dan semuanya masih di bawah ambang batas. Misalnya contoh BOD standar 80 mili gram per liter, terdeteksi 50-60. Layak konsumsi, kalau dari segi lingkungan belum masalah," kata Dendi.
         
Dari segi fisik, dihitung kandungan PH, kecerahan, temperatur, kekeruhannya dan beberapa parameter lainnya. Juga diuji daya hantar listrik. Dari segi kandungan bahan kimia dihitung ada amoniac, BOD, COB. Sera dari kandungan bahan mikro biologi, dihitung kandungan ekoli dan lainnya.
         
Ia mengakui, ada indikasi peningkatan kandungan mikro biologi dan bahan berat di Dam Duriangkang. Namun, masih di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah.
         
Dinas LH menguji kualitas lingkungan waduk setiap enam bulan sekali, yaitu pada akhir dan pertengahan tahun.
         
Dari enam waduk yang diuji, hanya Dam Baloi yang mengalami pencemaran, karenanya waduk itu tidak lagi digunakan sebagai sumber air.
         
"Semuanya relatif di bawah ambang batas, belum ada pencemaran, kecuali Dam Baloi. Dari segi lingkungan rusak karena terlalu banyak bahan pencemar di sana," kata Dendi.
         
Sementara itu, warga Batam khawatir kandungan air Waduk Duriangkang tercemar, karena banyaknya ternak babi di sekitar dam.
         
Pada akhir Februari 2016, diperkirakan ada sekitar 1.800 ekor babi yang dimiliki oleh 33 orang peternak di kawasan hutan resapan air Dam Duriangkang. Rata-rata setiap peternak pada lokasi tersebut memiliki kandang, kubangan-kubangan, dan wilayah pelepasan babi dengan luasan tertentu pada wilayah hutan.
         
Saat musim hujan, kotoran-kotoran babi tersebut hanyut dan berpotensi terbawa air hingga masuk dalam Dam Duriangkang yang menyuplai sekitar 70 persen kebutuhan air bersih bagi 1,3 juta penduduk Batam.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE