Kepri targetkan bebas campak-rubella 2020

id Kadinkes Kepri,Tjetjep Yudiana,campak dan rubella ,vaksin MR

Kepri targetkan bebas campak-rubella 2020

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana (Antaranews Kepri/Rusdianto)

Sejak awal tahun kita sudah mempersiapkan, terutama melakukan pendataan agar tidak ada anak yang tidak luput dari pemberian vaksinasi MR
Karimun (Antaranews Kepri) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menargetkan di wilayah kerjanya bebas dari penyakit campak dan rubella pada 2020.

"Dengan pemberian vaksinasi MR (measles dan rubella) yang akan kita lakukan tiga tahun berturut-turut, mulai tahun ini, kemudian kita ulang lagi pada 2019, dan 2020. Maka kita berharap penyakit campak dan rubella sudah tidak ada lagi di Kepri," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Ia mengatakan vaksinasi MR untuk mencegah penyakit campak dan rubella akan dilaksanakan tahun ini secara serentak di seluruh kabupaten/kota, untuk anak sekolah TK, SD, SMP yang berumur 15 tahun pada 1-30 Agustus 2018, sedangkan anak di bawah usia sekolah di atas 9 bulan dilaksanakan pada 1-30 September 2018.

Pemberian vaksin tersebut akan dilaksanakan dengan sasaran seluruh anak mulai usia 9 bulan sampai 15 tahun, yang dilaksanakan di posyandu-posyandu dan sekolah-sekolah.

Dia mengatakan telah melakukan pendataan terhadap bayi dan anak-anak yang akan mendapatkan vaksinasi MR.

"Sejak awal tahun kita sudah mempersiapkan, terutama melakukan pendataan agar tidak ada anak yang tidak luput dari pemberian vaksinasi MR," ujarnya.

Ia menjelaskan pemberian vaksinasi MR untuk anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun merupakan program nasional yang dimulai dari Pulau Jawa pada 2017, dan pada tahun ini dilaksanakan di luar Pulau Jawa, termasuk wilayah Provinsi Kepri.

Dia mengimbau kepada warga masyarakat untuk menyukseskan pemberian vaksinasi MR sebagai langkah pencegahan agar anak-anak tidak terkena penyakit campak maupun rubella.

"Tidak perlu takut, dijamin aman. Kalau tidak mengikuti program ini, maka sama saja kita melakukan pembiaran sehingga anak-anak kita rentan terkena dua penyakit ini," tuturnya.

Menurut dia, kasus campak dan rubella masih sangat tinggi di Indonesia, dari 100 pasien yang diduga menderita campak, hanya 29 persen saja yang campak, sisanya 34 persen adalah rubella, dan sisanya lagi gabungan keduanya.

"Campak hampir mirip dengan rubella, cuma akibatnya beda. Kalau penyakit campak, jelas dia, bisa mengakibatkan kelumpuhan pada bayi. Tetapi yang tidak disadari, akibat dari penyakit rubella lebih bahaya," kata dia.

Penyakit rubella, lanjut dia, bisa mengakibatkan kelainan jantung pada bayi, bocor jantung, kebutaan karena rubella bisa menyebabkan katarak dini. Kemudian, paru-paru basah, kebutaan pada mata, dan gangguan pada pendengaran.

"Dampak dari penyakit rubella seperti yang kita lihat pada anak-anak di SLB. Karena itu, mari kita dukung pemberian vaksinasi MR pada 1-30 September mendatang," ujar Tjetjep Yudiana.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE